Friday, March 25, 2016

SEPENGGAL CERITA DARI MAHAKAM


Suatu cerita lawas bersumber dari
perjalanan menjelajahi pulau Borneo. Tepatnya ke Samarinda Kalimantan timur. Kapal laut pelni yang kami tumpangi itu memasuki muara masuk Kota Samarinda.Aku kemudian berkenalan dengan seorang anak muda Bugis yang kebetulan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Samarinda sekalian nyambi jadi pengusaha martabak dan gorengan.

Agak lama kami mengobrol sebab laju kapal melambat di tengah sungai mahakam yang mulai mendangkal.Dibutuhkan beberapa jam dari muara untuk sampai di pelabuhan Samarinda.Kota Samarinda memang tidak berada pada pinggir laut berbeda dengan Balikpapan.Perawakan anak muda ini sedang-sedang saja namun penampilan agak trendy mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Kami pun saling bertanya tentang tujuan ke Samarinda. Aku pun menjawab kalau cuma untuk jalan-jalan sekedar silatuhrahmi dengan sanak family di sini.Dia pun kemudian balik menjelaskan kalau dia sekarang berdomisili di sini. Kepulangannya ke tanah Bugis hanya untuk memenuhi panggilan teman perempuannya.

Aku pun kemudian menyindirnya teman apa pacar. Kenapa begitu entengnya menyeberangi lautan hanya untuk teman perempuan kalau dia tidak special di matanya. Pemuda ini tersenyum simpul. Mungkin dia merasa tak bisa berkelit dengan sindiran saya.

Dia pun akhirnya mengaku kalau teman perempuan itu adalah pacarnya. So sweet....! Ehm....ehm....
Sang pacar sekarang bermukim di tanah Bugis dan dia pun harus meluangkan waktu untuk sebuah moment yang di mata pacarnya sangat begitu bermakna.

Ya moment ulang tahun sang gadis dan memaksa sang pemuda untuk hadir langsung mendampinginya. Dan nyatanya pemuda ini pun harus meninggalkan kuliahnya dan usahanya sementara waktu.

Dia kemudian semangatnya menceritakan moment dan pengalamannya ketika harus bertemu dengan kekasihnya. Sampai harus bermodalkan baju dan celana yang melekat di badannya.Tas pakaiannya terlupa di mobil panther ketika turun di terminal daerah kekasihnya. Dan tas itu tak pernah kembali.

Kapal masih melaju lambat namun samar-samar papan nama pelabuhan mulai kelihatan. Kami pun masih mengobrol banyak tentang pengalaman yang pernah kami lalui. Menceritakan rintisan usaha gorengannya di pinggir jalan tampa merasa gengsi sembari terus kuliah.

Kapal pun kemudian sandar dan kami berpisah. Sebelumnya mengajak mampir.Terima kasih ucapku.Aku pun kemudian menuju terminal Lempake. Di atas bus Damri menuju Sangatta aku merenung dalam. Ada dua sisi penilaian plus dan minus untuk sang pemuda ini.Plusnya adalah keuletan merintis usaha menunjang kuliahnya. Minusnya keuletannya menyeberangi laut hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada pacarnya. Menurutku ini cinta atau apa sih kira-kira.

Sekiranya kami bertemu kembali akan saya tanyakan,apakah engkau telah menikahinya ? Sepertinya anda type penyayang. Namun jika bukan gadis itu berarti itu bukan jodoh anda. Mungkin saya tegaskan jodoh itu telah ada yang mengaturnya. Lama pacaran dan pacaran jarak jauh bukan jaminan kalau dia adalah bagian dari tulang rusuk anda yang hilang.
Tabe.....!

No comments:

Post a Comment