Friday, March 25, 2016

BUKAN MESUM

AKU ingin bercerita di tengah guyuran hujan. Apalah daya suaraku tercekat di antara bising seng atap rumah itu. Engkau mendongak melihat butir air yang semakin deras menerpa. Khayalmu pasti tentang sesuatu. Suara hatiku berkata demikian.

Sekali-kali guntur menyelahi pikiran kami berdua. Ya kami berdua pun di kolom rumah kosong. Pikiran nakalku menjambangi otakku. Hawa dingin membuatku semakin genit. Aroma harum menusuk hidungku namun bukan aroma parfum.

Hujan diharap reda namun semakin deras saja. Tak ada omel untuk itu,toh pikirku lagi musimnya. Biarkanlah para petani berpesta senang di sawah mereka. Menghirup udara segar basah untuk tumbuh kembangnya benih padi.

Kau merapat,akh aku senang kau membangkitkan pesona  kelaki-lakian aku. Aku menatap hujan. Tapi keyakinan aku tak sepenuhnya benar. Betulkah engkau merapat karna cinta ?
Cintakah kau kepadaku ? Masih adakah cinta di hatimu ?
Kok aku jadi senewen bicara cinta. Cinta yang mana sih ?
Hei...perempuan mendekatlah padaku.
Aku mau memelukmu kalau begitu.Hei...Perempuan asing yang baru ku kenal..Aku masih mencintaimu.Aku baru kenal denganmu 10 tahun lalu.
Ya 10 tahun lalu. Terasa singkat rasanya.

Namamu ummi
Aku lupakan yang bernama istri di rumah.
Karna perempuan yang merapat dan bersamaku sekarang ini adalah istriku di rumahnya orang. Istriku tak ada di rumah pribadiku sekarang.

Hujan bangkitkan kenangan bersamamu...
Ayuk hujan mulai reda
Kita tuntaskan dendam kita....!
Sebelum gepeng kurus itu memalak kita lagi.

Pare-pare.....!

No comments:

Post a Comment