Sunday, July 29, 2012

PPK antara Garis tangan dan Campur tangan

Begitu berat lolos untuk menjadi anggota PPK ( Panitia pemilihan Kecamatan ) untuk pilgub tahun 2013,opiniku saat ini. Hal ini berdasar pada seleksi untuk merekrut anggota PPK yang pada kesempatan saat itu belum ada garis tangan untuk merasakan nuansa pesta demokrasi pada tataran panitia di tingkat kecamatan.Dari sepuluh peserta yang di tes untuk kecamatanku hanya lima orang yang bisa mengisi formasi PPK kecamatan alias lima orang yang harus lulus dan yang limanya harus tersingkir dulu alias gigit jari. Indikator atau variabel untuk menyatakan seseorang peserta dinyatakan lulus adalah melalui seleksi dengan cara tes wawancara.Pada aturannya tes untuk menguji peserta PPK itu harus dengan tes tertulis kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara.Dari penilaian inilah nilai keseluruhan di total untuk menentukan siapa-siapa yang berhak masuk dalam lima besar.Tapi tampa melalui ter tertulis juga tidak melanggar sepanjang masih ada tes wawancaranya.Dari tes wawancara inilah penguji yang notabene seorang anggota KPU daerah bersangkutan memberikan pertanyaan seputar pengalaman kerja di bidang pemilu dan pengetahuan umum tentang kepemiluan beserta dengan UU dan peraturan yang menjadi dasar dan acuan dalam menyelenggarakan pemilu. Sedikit yang mengganjal di hatiku,bahwa ajang seleksi ini merupakan wahana untuk melihat kemampuan dan cara menjelaskan tentang setiap pertanyaan yang di ajukan oleh penguji ini.Tidak ada indikator alias variabel yang jelas dalam menentukan yang berhak untuk lolos.Kenapa saya katakan demikian ? Pertanyaan yang di ajukan cukup datar-datar saja,tentang motivasi menjadi anggota PPK,apakah bersedia meluangkan waktunya dan sederet lainnya menurutku pertanyaan tersebut untuk kalangan anak sekolah menengah saja pun bisa menjawabnya.Tak ada pertanyaan yang menjebak,tak ada pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang harus menguras energi otak untuk menjawabnya.Tak sama dengan pertanyaan yang di ajukan pada saat saya ujian meja di tingkat strata satu dan pertanyaan menjebak dan berbobot yang ditanyakan penguji seperti pada saat kedua kalinya saya di tes ujian meja di strata dua.Kalau ada pertanyaan semisal kapan waktu pilgub untuk provinsi tertentu itu,kemudian peserta tes tak bisa menjawabnya ,barangkali hal ini menurutku kembali kepada kinerja KPUD itu.Kenapa masyarakat belum tahu.Apakah karena sosialisasinya belum jalan atau belum optimal atau memang belum di laksanakan sosialisasi itu pada saat uji anggota PPK.Bukankah tugasnya KPUD adalah sosialisasi dengan jalan semisal pada setiap kecamatan di pasang spanduk atau baliho tentang waktu pilgub ini. Terlepas dari itu dengan melihat peserta yang lolos untuk kecamatanku,memang ada beberapa orang yang merupakan incumbent alias orang yang telah menjadi anggota PPK pada beberapa tingkat pemilu tahun-tahun sebelumnya.Mungkin dasar inilah mereka di loloskan dengan melihat dari segi pengalamannya.Dan itu ada dua orang.Menurutku saat itu yang dicari tinggallah tiga orang untuk melengkapi komposisi ini.Ternyata yang lolos tiga orang ini,satunya berdasarkan pengalamannya di PPS,satunya seorang PNS kepala sekolah dasar mantan ketua TPS dan satunya seorang yang tak punya pengalaman menjadi penyelenggara pemilu di tingkat mana pun,menurut suatu sumber saat itu kalau tidak bohong,entahlah,hanya Allah SWT yang tahu.Tidak bermaksud menyombongkan diri,penulis telah beberapa kali menjadi anggota KPPS dan telah tiga kali menjadi Ketua KPPS atau ketua TPS pada berbagai jenjang pemilu di tanah air ini.Namun hal ini belumlah cukup untuk lolos menjadi anggota PPK.Dari penguji anggota KPUD itu ada hal yang di anggapnya kurang dari setiap jawaban saya saat itu atau ada faktor X. Yang saya khawatirkan,tidak menuduh mudah-mudahan opini saya ini keliru adalah para peserta yang lolos jadi anggota PPK itu adalah orang-orang pilihan yang telah memang di siapkan untuk berbuat sesuatu yang di anggap menguntungkan kandidat tertentu peserta Pemilihan gubernur.Ataukah merupakan orang titipan yang bisa di ajak konpromi dalam setiap mekanisme tahapan pemilu di pilgub ini.Melihat nama-nama yang lolos itu,ada dua orang yang terdaftar dalam data base honorer kabupaten yang unit kerjanya pada kantor kelurahan.Lurah merupakan perpanjangan tangan pemerintah di tingkat bawah berjenjang dari Bupati dan camat.Bukan rahasia umum ketika ada kebijakan dari atas biasanya jenjang pemerintahan di bawah akan merasa bersalah atau takut melanggar kebijakan ini.Hal ini juga terkait dengan faktor kepentingan.Ketika kandidat yang di dukung menang jelas akan memberikan kontribusi kepada orang-orang yang telah melakukan kebijakan ini tadi.Dengan kata lain untuk memenangkan pertarungan,perlu di siapkan strategi serta visi dan misi mulai sekarang dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada. Anggota lain yang lolos yang dua orang adalah PNS .Satunya sebagai guru pada sekolah menengah dan ini termasuk yang incumbent,tenaga dan pengalamannya masih diperlukan mengingat dia juga berstatus sebagai suami dari perempuan yang kesehariannya sebagai PNS pejabat teras pada sebuah Kantor kecamatan.Kantor kecamatan masih bersinergi dengan pemerintahan.Satunya seorang kepala sekolah dasar,menurutku notabene sebagai seorang kepala sekolah mesti banyak yang pekerjaan administrasi yang harus di tuntaskan.Mulai dari mengatur para guru-guru bawahannya,mengelola dana BOS,dana gratis dan serta dana rutin.Mana lagi waktu yang terpakai untuk mengikuti setiap pertemuan atau rapat antar kepala sekolah dan itu adalah sesuatu yang pasti.Kegiatan ekstra kurikuler semisal kegiatan pramuka dll.Saya bertanya-tanya bagaimana peserta ini menjawab pertanyaan penguji KPUD ini ketika ditanya bagaimana mengatur waktunya untuk menjadi anggota PPK.Sedangkan saya yang nota bene mengajar Cuma dua hari dalam seminggu begitu dicecar pertanyaan bagaimana bisa membagi waktu ketika terpilih jadi bagian dari PPK.Mungkinkah ada waktunya yang maksimal di PPK untuk orang seperti ini.Jangan sampai ada prinsipnya mengatakan dalam bahasa Bugis IPATUJUI MANENGNGI JAMA-JAMANGNGE (semua pekerjaan yang ada dikerjakan semua ).Menurutku kalau seperti ini prinsipnya pasti ada pekerjaan lain yang tak tuntas dikerjakan.Bagaiamana kalau ada agenda yang bersamaan dan tak boleh diwakili?.Pasti berabe kan !. Faktanya kepala sekolah ini merupakan bawahan dari kepala UPTD Pendidikan di kecamatan ini dan merupakan kawan baik. Uniknya kepala UPTD Pendidikan ini juga mendaftar sebagai bagian dari PPK di kecamatan berdomisilinya di kecamatan tetangga dan dinyatakan lolos juga. Selidik punya selidik Kepala UPTD ini mempunyai anggota keluarga di lembaga KPUD kabupaten ini.Apakah ada benang merah di antara semua ini Wallahu Alam,hanya Allah yang tahu.Bagi pemangku jabatan tertentu akan dipertanyakan netralitasnya ketika mendapatkan “ wejangan” dari atasannya.Hal itu adalah lumrah di republik ini. Kembali kepada penentu keputusan yang berhak jadi bagian dari PPK itu adalah KPUD.Jika apa yang telah terjadi di kecamatanku ini sebagian benar bahwa yang telah di rekrut adalah orang-orang yang dipersiapkan memang untuk pilgub ini maka saya hanya bisa mengurut dada kalau penilaian dan penjurian selama ini terkesan subjektif.Namun jika ini adalah kesilapan saya dalam beropini anggaplah ini curhatan hati dari seorang yang tak lolos.Entah bagaimana menilai hasil tes wawancara kami karena pengetesan satu persatu.Akan lain hasilnya ketika semua hasil wawancara teman-teman peserta itu direkam kemudian setelah ada pengumumannya kita bisa mendengarkan hasil wawancara mereka yang telah dinyatakan lolos.Jadi kita yang tak lolos bisa memberikan penilaian baik dan buruknya jawaban mereka dan mendengarkan petuah dari penguji anggota KPUD ini tentang jawaban yang seharusnya baik dan benar.Jadi kita bisa menilai dan membandingkan jawaban kita ini dengan jawabanmereka yang telah lolos. Jadi kita tak perlu curiga lagi dan berburuk sangka kepada penguji KPUD ini tentang nilai kita,dan kita pun tidak merasa tak puas lagi mendengar peenjelasan penguji KPUD ini yang berlindung kepada bahwa nilai kita memang di bawah mereka yang telah lolos ini.Akan susah kita mengklarifikasi ketika kita telah di skak mati bahwa nilai kita memang tak lebih baik dari mereka yang lolos jika tak ada indikator dan variabel serta bukti yang akurat dan jelas mengenai penilaian ini.Beda ketika ada tes tertulisnya dan nilai kita dipublikasikan. Ini adalah torehan hati dan opini pribadi,jika benar cukuplah dibenarkan dalam hati jikalau salah ya sudahla tak usah di perpanjang,karena hati ini telah puas ketika telah ditorehkan dalam kalimat dan ini adalah ekspresi kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan itu di jamin Undang-undang sama dengan para penyelenggara pemilu yang senjatanya hanyalah undang-undang.Bravo.

Thursday, July 26, 2012

Dzikir mengingat Allah,kami pun selamat

Alhamdulillah adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan kami saat itu yang masih diperkenankan berkelana di buminya Allah.Mulai saya merangkai kata demi kata untuk menceritakan kejadian ini,gigi atas saya masih terasa ngilu dan bibir saya masih bengkak karena benturan keras dengan jok mobil.
Peristiwa ini bermula ketika rombongan club bulutangkis kami kembali dari pertandingan persahabatan di kecamatan Pammana,Sengkang,kabupaten Wajo.Meninggalkan gedung tempat berlangsungnya pertandingan sekitar pukul 01.30 menit,dengan suasana malam yang sunyi maklum para penduduk telah terlelap dalam nikmatnya tidur menjelang dini hari itu.Tak banyak mobil yang berpapasan,hanya mobil truk pengangkut barang.
Dalam perjalanan kami ini,mulanya teman-teman riuh menceritakan hal mengenai jalannya pertandingan,sampai mengolok-olok teman yang kalah.Aneka cerita berkembang diselingi dengan tawa canda membuat perjalanan tak membosankan.Seiring berjalannya waktu,satu persatu suara teman-teman menghilang tergantikan dengan dengkur halus.Begitu pun saya mulai hanyut dalam tidur,sesekali terbangun ketika merasakan mobil berguncang akibat jalan tak rata dan ketika berpapasan dengan mobil truk yang cahaya lampunya menyilaukan.Sempat terbangun ketika teman yang sopir meminta rokok,mungkin karena tak ada lawan bicara dan rasa ngantuk mulai menderanya.Maklum jarak tempuh itu biasanya menyita waktu 2 setengah jam untuk sampai di kecamatan Tanete Riaja,domisi kami.
Jalur bulu dua mulai terasa ketika mobil kijang kapsul ini mulai bermanuver ke kiri dan ke kanan.Tak ada hal yang membuat kami curiga jika terjadi kecelakaan nanti.Sang sopir masih baik-baik saja.Ketika rute jalur dua yang penuh dengan tikungan tajam itu terlewati,memasuki dusun Panincong 3 km lagi untuk sampai di kediaman masing-masing.Mobil ini terasa oleng dan lepas kendali.Para penumpang pun terbangun dan kaget.Para teman-teman pun gaduh,salah seorang teman di depan sempat mempertanyakan apa yang terjadi.Ketika mobil meluncur tak terkendali tadi,saya terkaget dan menyadari hal ini,spontan dari mulut ini keluar asma Allah,ALLAHU AKBAR.Kejadiannya begitu cepat dan tahu-tahu mobil telah berhenti menghantam pohon di pinggir jalan.
Suasana sepi,tak ada yang bicara,semuanya seperti terhipnotis dalam kurungan waktu beberapa menit.Baru tersadar ketika saya yang pinggir mendengar teriakan teman dari mobil lain yang berada di belakang,menyuruh membuka pintu.Kami pun semua turun dengan rasa yang campur aduk.Seandainya siang hari maka wajah kami akan kelihatan pucat atas kejadian itu.Setelah menenangkan pikiran sejenak,barulah kami memperhatikan posisi mobil yang ringsek sebelah kiri menghantam pohon.Seandainya tidak ada pohon ini pastinya mobil kami telah meluncur ke sungai.Tak dapat dibayangkan.Mungkin nasib kami seperti para penumpang pesawat Sukhoi SJ 100 itu.Masih ada Allah yang melindungi para hambanya.
Beruntung pada saat itu ada tiga mobil truk pengangkut barang diminta tolong untuk menarik mobil kembali ke jalan.Alhasil mobil pun diperiksa dan hasilnya harus masuk bengkel,bagian depan kiri ringsek sampai akinya pun bocor dan pecah.Pelindung bawah terlepas dan aneka kerusakan lainnya.
Dua kali saya telah membuktikan dzikir asma Allah ini dalam keadaan yang genting.Pertama ketika saya masih SMP,pernah ke suatu desa yang penuh dengan pendakian dan tikungan.Sepeda hanya di tuntun sebab tingginya pendakian tersebut.Saat pulangnya ketika melewati turunan terjal,laju sepeda sangat kencang.Sialnya rem sepeda tak berfungsi baik.Sepeda meluncur kencang,sangat panik ketika di depan adalah tikungan tajam dan dibawahnya adalah jurang.Harus berbuat apalagi,spontan saat itu saya takbir sekeras-kerasnya dan ketika mendapati tikungan saya tak membelokkan sepeda karna tak bisa menguasai lagi sepeda.Ketika saya lurus saja sebelum jurang ada gundukan tanah yang cukup tinggi dan mampu menghentikan laju sepeda tersebut.Saat itu tak henti-hentinya saya bersyukur.
Di peristiwa mobil ini pulalah sebagai ungkapan syukur,sesampai di rumah melakukan sujud syukur.Allah senantiaasa memberikan pertolongan sepanjang kita mengingatnya.Tidak ada selembar daun yang jatuh dari tangkai tampa sepengetahuan dari Allah SWT.Teruslah mengingat Allah kapan pun dan dimana pun berada.

Dusun To Garibo


Perjalanan kali ini sedikit berbeda dengan ekspedisi terdahulu yang harus jalan kaki.Sekarang tujuan kami ke suatu dusun di desa Lappatemmu Pujananting,Barru.Dengan berboncengan dengan guru yang sama pada petualangan sebelumnya.Motor jupiter Mx hitam pun kembali dicoba ketangguhannya menjajal daerah gunung.
Dalam perjalanan ini,kami harus diguyur hujan ketika memasuki dusun Labaka.Terpaksa bernaung di pos milik kehutanan yang ada.
Di dusun ini juga menetap beberapa orang balo atau kulit yang belang dan masyarakat suku to garibo/rambut keriting mirip orang timor atau papua dan ini menjadi  salah satu keunikan tersendiri negeri ini.
Jalan berbatu yang masih dalam kondisi pengerasan membuat jalanan agak licin.Uniknya batu-batu yang dijadikan jalanan kebanyakan serpihan-serpihan batu krom.Maklum di pegunungan ini bertebaran batu krom yang belum di optimalkan.Masyarakat belum terlalu tahu akan nilai ekonomisnya dan cara memasarkannya juga.
Setelah hujan agak reda perjalanan berlanjut.Pada penduduk dusun ini bertanya tentang jalan dan arah ke Maroangin.Merasa yakin dengan petunjuknya dan menemukan simpang tiga belok kanan,Jupiter mx hitam menderu mendaki kembali jalanan berbatu itu.Ditengah jalan berpapasan dengan dua rekan guru yang mengajar di sekolah dusun Maroangin.
Mereka memberikan petunjuk untuk sampai ke sekolah dasar kelas jauh dari SDI Pattalassang yang kelas induknya di Maroangin.Untuk sampai katanya di kelas jauhnya jangan lewat jalanan pengerasan tapi belok kanan yang berupa jalanan tanah.
Memang tujuan sebenarnya kami ke sekolah yang merupakan pimpinan dari dua rekan guru tadi sekaligus teman bersama main bulu tangkis di kampung kediaman kami.Kebetulan dia punya lapangan bulu tangkis di belakang rumahnya.
Ketika menjumpai pertigaan lagi,saya pun berbelok kanan dan menyusuri jalanan becek.Baru sekitar dua kilo menyusuri jalan ini,hujan deras kembali mengguyur.Terjebak dalam hutan tampa ada bangunan untuk ditempati bernaung.Akhirnya memilih berteduh di bawah pohon lebat.Rupanya daunan lebat ini tak dapat menghalangi hujan.
Mengambil jas hujan dari bawah sadel motor,tapi jas hujan model sepasang baju dan celana.Dipakai untuk memayungi tubuh.Sialnya hujan terlalu deras,celana pun mulai basah menyusul baju.Dalam kondisi kehujanan lewatlah seorang penduduk,kami pun bertanya lokasi sekolah itu.Jawabnya sudah dekat sembari mengucapkan kata-kata kasihan dengan kondisi kami yang basah.
Tak lupa berterima kasih,bergerak lagi ke tujuan,namun tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan pohon-pohon pun bergoyang-goyang ria semaput oleh murka bumi.Agak takut dengan kondisi itu,menemukan sebuah rumah penduduk,maka kami kembali berteduh.Ternyata ada jaringan telkom,indosat dan xl.Angin masih bertiup kencang dan kami pun sibuk mengigil ria.Sembari menunggu hujan dan angin reda,kami pun online.
Dalam penantian itu,datanglah seorang bapak dengan anaknya memanggul karung berisi ubi kayu.Mendapatkan keterangan bahwa sekolah yang dituju sudah sangat dekat.Maka kepalang basah nekad menerobos hujan.Benar di depan diketingian tampak bangunan sekolah dua ruangan.
Ternyata teman kepala sekolah ini lagi sibuk mengepel lantai ruangan yang berfungsi sebagai kamar dan tempat masak.Sambil mengigil meminta sarung,namun sarungnya cuma satu,yang lainnya ada di sekolah kelas induk.Dipinjamkan jaketnya dan menelpon guru honornya untuk dibawakan selimut dan sarung.Sembari ngopi-ngopi dan melihat ruangan kelasnya anak-anak belajar.Ternyata belum ada bantuan meja dari dinas pendidikan kabupaten.Meja yang terpakai sekarang adalah hasil kreasinya membeli papan dan membuatkannya meja panjang.Jadilah meja darurat.
Menurutnya lagi bahwa dusun ini katanya mulanya adalah wilayah kabupaten Bone.Pernah ada sekolah namun sudah hancur karena tak ada perhatian dari kabupaten Bone.Maka daerah itu diserahkan kepada kabupaten Barru.Oleh Barru dibuatkanlah sekolah.Lanjutnya lagi bahwa di lokasi sekolah induknya itu bermukim suku to karibo,orang yang rambut keriting,mirip orang papua.Sebab keunikannya itulah tim run away dari tv swasta trans meliput di daerah ini.Satu paket dengan suku balo.Asyik berbincang-bincang nongollah seorang cewek berjilbab memberi salam,membawa selimut,sarung dan kacang rebus.Muantapp eyyy,guru honor ini berperawakan mungil dan kami pun langsung akrab.Bercerita tentang asal-usul dan masa-masa sekolahnya.
Karena senja mulai menjelang,dia pun pamit dan berjanji akan bertemu besok pagi.Ets tak lupa minta nomor hpnya buat kalau ada musim buah,atau apa agar di hubungi dan kami pun akan segera ke tkp lagi.Maksudnya ke rumahnya.Teman kepala sekolah ini mengajak kami mandi di sebuah sumur yang dibuatnya sendiri.Dibawah kaki bukit yang hijau,dari situlah mengalir air jernih lagi segar.Suananya sangat asri dikelilingi oleh pohon-pohon yang hijau dan kabut pun mulai turun.Hanya teman kepala sekolah ini yang mandi,kami berdua hanya mengambil air wudhu persiapan magrib.
Malam menyapa,tak lama kemudian datang pelayan sekolahnya membawa tuak manis dalam beberapa botol aqua.Jadilah tuak manis berpadu dengan kacang rebus.Dan obrolan pun berlanjut karena bebera pemuda datang bergabung.
Larut dalam cerita teman saya tak dapat menahan kantuknya,entah karena hawa yang sangat dingin.Dia pun beranjak untuk tidur,saya pun menyusul.Bau wangi menyeruak ketika selimut dibentangkan.Telah di beri parfum tampaknya oleh gadis tadi.
Hawa sangat dingin,hanya kanre apia,desa dibwah lereng Bawakaraeng menurutku yang sebanding.Sampai-sampai kaki saya lipat rapat ke perut.Beberapa kali buang air kecil pengaruh dingin dan tuak manis,menurutku.
Keesokan harinya setelah shalat subuh dengan masih mengigil menyaksikan kerlap-kerlip lampu di kejauhan dari kota Bungoro dan mattampa di pangkep.Setelah agak terang tampaklah pulau-pulau yang masuk dalam kabupaten Pangkep.Meneropong dengan Canon,kelihatanlah pulau itu lebih besar dan jelas.
Untuk mengurangi katanya mengigil harus cepat mandi,saya pun beranjak ke sumur nan asri kemarin.Kabut masih kentara di bawah dari bukit yang kami tempati.Mengguyur badan,dan weh segarnya air pegunungan langsung dari sela-sela akar pohon.Badan terasa segar langsung sarapan pagi. Tak lama bermunculan anak-anak sekolah dengan seragam merah putih yang kebanyakan sudah pudar warnanya.Kemungkinan besar baju seragam itu dipakai ke sawah,ladang dan bermain-main.Sempat heran karena anak ini kurang mengerti bahasa Bugis dan Makassar.Mereka ternyata punya bahasa tersendiri.Bahasa bentong,bahasa manu-manu istilahnya.Namun mereka cukup paham berkomunikasi memakai bahasa Indonesia.
Sebelum pamit,kami sempatkan berfose dengan kepala sekolah dan gadis guru honor ini,sekalian dengan siswa-siswanya yang seragamnya pada lusuh.Kabut masih tersisa dan gerimis menandai berakhirnya satu malam kami di Rumpiae,Maroangin.Kembali ke lokasi SMP tempat kami mengajar,dan tentunya oleh-oleh kacang rebus dan sisa tuak.

Pemburu Mantra Man Jadda wa jada dari negeri I Colliq PujiE

Sayup – sayup suara adzan subuh terdengar dan membangunkan hamba Allah ini dari “mati” yang sesaat.Bergegas bangkit dari empuknya kasur untuk menunaikan kewajiban seorang muslim.Dingin air membasuh muka tak menghilangkan semangat saya untuk bertemu dengan sang pencipta.Hal lain yang membuatku semangat adalah hari ini, Sabtu,31 Maret 2012 di adakan pelatihan blogshop kompasiana yang di sponsori oleh IB Syariah.Jarak yang cukup jauh dari lokasi pelatihan ini membuatku harus bergegas secepat mungkin. Maklum aku berdomisili di sebuah kecamatan kecil,Tanete di Kabupaten Barru.Negeri yang pernah hidup sastrawan perempuan Bugis bernama Colliq Pujie.Seorang penulis epos terpanjang di dunia I Lagaligo.Jarak tempuh untuk sampai di Makassar sekitar 3 jam perjalanan.Demo mahasiswa yang marak terjadi di Makassar akhir-akhir ini tak menyurutkan niat ini untuk bisa menimba ilmu kepenulisan dari para narasumber. Ketika semburat merah mulai tersingkap dari ufuk timur,semua perlengkapan mulai dari tas,laptop dan sepatu telah siap. Saatnya berangkat dengan terlebih dulu mencium pipi si jagoan kecil yang masih terlelap tidur.Membisikkan salam dan doa keselamatan kepadanya.Pamit pada istri tercinta dengan sebuah pesan untuk senantiasa berhati-hati di jalan.Motor Jupiter MX hitam pun siap ditunggangi menuju Makassar kota Daeng dan perburuan mantra Man Jadda Wa Jada pun dimulai,semoga tak ada aral melintang batinku.Kenapa saya memilih naik motor ?. Tak lain karena dengan berkendara roda dua akan cepat sampai,apalagi ketika acara pelatihan blogshop itu dimajukan pukul 9 dari agenda awal pukul 10 wita. Perjalanan pun lancar,sampai di Daya seorang teman yang hendak ikut pelatihan ini menelpon menanyakan keberadaan. Kurang lebih 30 menit motor pun menyapa gedung Bank Indonesia yang cukup megah ini.Menuju lokasi acara yang terletak di lantai 4 dengan bantuan seorang satpam menganjurkan untuk naik lift saja.Ketika pintu lift terbuka di lantai 4 pandangan saya langsun tertuju pada teman yang telah menunggu saya dari tadi.Tak menunggu lama kami pun registrasi dan membubuhkan sebuah tanda tangan pada standing banner bertuliskan Kompasiana dan IB Syariah.Sebuah tas kecil berlogo dan bertuliskan kompas.com berpindah tangan kepada kami. Tampaknya kami termasuk peserta paling awal karena baru beberapa meja yang terisi saat itu.Kami pun memilih meja paling belakang dan mencoba mencari colokan listrik yang bisa dipakai pada saat baterai laptop nanti lowbat,namun jaraknya cukup jauh apa boleh buat ya harus pasrah saja dulu.Saya kemudian mengedarkan pandangan ke setiap sudut-sudut ruangan lantai 4 ini.Beberapa lampu tampak menghiasi plafon dan di dindingnya terdapat gambar yang di ukir berbentuk seorang nelayan melemparkan jalanya.Atap-atap plafon bercorak dan bermotif ukiran dari tanah Toraja.Di pinggir kiri kanan terdapat miniatur perahu khas orang Sul-Sel yakni phinisi berwarna hijau dan hitam.Tampak di depan gambar menara icon film N5M dari sebuah LCD yang di pasang di depannya.Dua buah kursi kayu meubel khusus untuk pemateri telah terpasang juga di depan. Tak lama kemudian para peserta mulai berdatangan sampai kursi-kursi yang tadi kosong melompong mulai terisi dengan pantat dari dua jenis kelamin berbeda.Seorang pria dengan perawakan agak kurus,mungkin karena tinggi jadi kelihatan kurus memakai baju kaos coklat muda paduan putih dengan motif bergaris-garis horizontal sibuk mengabadikan suasana ini dengan sebuah kamera digital.Yang akhirnya pria ini kemudian saya ketahui namanya ketika dia mulai membawakan materi pertama “BUKAN TULISAN APA ADANYA”.Pria itu adalah mas Iskandar atau di kompasiana bisa disebut mas Isjet.Saya biasa mendengar dan membaca namanya di kompasianan namun baru kali ini bisa melihat fisiknya secara lansung. Pukul 9.15 acara pun dimulai dari seorang MC pria berkacamata dengan logat Makassarnya menyapa peserta.Cukup berbasa-basi maka Mas Iskandar sebagai pemateri pertama pun dipersilahkan untuk membawakan “bukan tulisan apa adanya”.Materi yang dibawakan seputar memilih ide yang tepat dan sepadan untuk dituliskan.Pemilihan materi tulisan pun bukan asal-asalan.Paling penting materi itu paling dikuasai,paling pertama tahu dan tentunya punya kemasan baru.Menurutnya dalam menulis perlu ada kreativitas dan pencarian ide dalam menulis itu tersebar dari berbagai literatur yang ada mulai dari membaca,nonton serta pengalaman pribadi tentunya. Tak kalah pentingnya dalam setiap tulisan kita perlu ada keterangan yang bisa mempengaruhi audience. Semisal gambar maupun tayangan video.Dalam tulisan yang menyisipkan sebuah gambar memberikan arti bahwa gambar tersebut mempunyai beribu kata dengan kata lain gambar berbicara beribu kata.Cukup jelas pemaparan mas Isjet apalagi disertai dengan contoh-contoh tulisan. Ada hal yang menurutku lucu,semoga mas Isjet tidak marah jikalau membacanya ketika mas Isjet salah menyebutkan tentang coto Makassar.Dari lafal khilafnya saat itu mas Isjet mengatakan coto Masakkar.Tak ayal senyum pun mengembang di bibir penulis.Hampir-hampi penulis teriak bahwa di Makassar pernah ada pemberontakan Kahar Musakkar di masa lalu. Kini giliran Kang Pepih Nugraha,seorang pria Jawa Barat makanya di panggil kang.Materi yang dibawakannya mengenai prinsip menulis.Rupanya kang Pepih ini cukup familiar dengan kota Makassar.Menurutnya beliau sering ke Makassar dan mengenal banyak adat tentang Suku Bugis Makassar mulai dari bahasa sampai kepada jenis lagu-lagu daerah. Jangan ditanya lagi tentang para penyanyi lagu daerahnya Sul-Sel,mulai dari Iwan Tompo sampai kepada Anci Laricci dan Dian Ekawati.Sangat luas juga pengetahuannya tentang Makassar,sampai pada adat silariang dan alat musik sinrilik serta uang panai pun dia ketahui dan paparkan.Hasilnya banyak peserta mengaku kalah akan pengetahuan luasnya kang Pepih ini.Menurutnya tulisan itu bersumber dari suara hati dan suara hati itu pun bisa tercermin dari setiap tulisan yang dihasilkan.Out put tulisan itu bisa berbentuk cerita lucu,misterius,dan horor .Cukup singkat pemaparan beliau namun terasa cukup menyegarkan di saat kami peserta ini butuh siraman semangat untuk berkarya. Syukur kalau bisa seperti Ahmad Fuadi.Amin. Session berikutnya adalah tanya jawab untuk peserta dengan hadiah tiket untuk nonton film Negeri 5 Menara.Para peserta pun berlomba-lomba mengacungkan tangan,namun yang paling beruntunglah hari itu mendapatkan tiketnya.Penulis termasuk orang yang tak beruntung hari itu. Tak terasa susana riuh di dalam ruangan harus berakhir,tepat pukul 12 siang wita tiba waktunya rehat sejenak menikmati menu santapan nasi kotak dari penyelenggara yang tak lain dari IB Syariah/BI dan kompas yang sangat memuaskan.Puas menikmati santapan siang ini ,bergegas bersama teman untuk melaksanakan kewajiban siang ini,sholat duhur.Dari info seorang teman,lokasi mushalla berada di lantai dua.Kami pun menuruni anak tangga menuju lantai dua.Ternyata sudah banyak orang yang antri berwudhu.Ketika melewati sebuah ruangan tertutup,iseng saya membuka pintunya tak disangka di dalam ruangan itu ada seorang perempuan berjilbab.Entah panitia atau peserta. Kontan saja perempuan tersebut kaget dan keluar.Kami pun bertanya tentang keberadaan tempat shalat lain selain mushalla ini. Jawabnya ada di lantai empat ruang belakangnya tempat pelatihan kemudian belok kiri. Mengucapkan terima kasih menaiki lantai empat terus kebelakang belok kiri namun harus kecewa. Benar ada mushalla tapi pintu yang menghubungkan ruangan itu terkunci.Apa boleh buat mencari alternatif dengan naik ke lantai lima dengan harapan ada jalanan turun yang menghubungkan mushalla itu.Di lantai lima ini tampak pemandangan kota Makassar terlihat jelas dari atas,terutama monumen Mandala dan aneka gedung lainnya.Sejenak mengabadikan moment ini dengan kamera hp.Jalan tembus yang kami cari ke mushalla tak ada.Mau tak mau harus turun kembali . Di lantai empat melewati sebuah toilet,kami memutuskan untuk mengambil air wudhu saja dan nantinya mencari tempat yang bersih untuk sholat.Kebetulan ada ruangan yang kelihatannya jarang terpakai dan tampak bersih dilihat dari lantainya yang masih berkilat.Di dalamnya berbagai aneka jenis alat musik mulai dari drum band sampai pada tetek bengek musik lainnya.Tak lama kemudian beberapa perempuan berjilbab juga rupanya mencari tempat shalat,Maka jadilah ditempat ini kami sholat berjamaah pula. Kembali ke ruangan pelatihan dengan suasana damai.Tampaknya kursi mulai terisi kembali dan meja-meja tampak sesak dengan kotak tempat snack dan makan siang tadi.Sembari menunggu mas Ahmad fuadi yang belum menampakkan batang hidungnya.Saya mencoba untuk online namun jaringan hot spot mengalami gangguan.Jadinya cuma lihat-lihat foto saja. Suara MC itu kembali terdengar dan acara segera di mulai,berarti Ahmad Fuadi sudah datang batin saya. Dugaan saya benar,tak lama kemudian Ahmad fuadi dengan kaca matanya pun menyapa kami.Setelan baju kotak-kotak hijaunya menampakkan kalau dia adalah orang sederhana,walaupun dia telah melanglang buana ke berbagai negara yang banyak menaranya.Kuliah magister di luar negeri berkat kepiawaiannya dalam menulis.Oh iya Ahmad fuadi inilah sosok yang menulis novel pembangun jiwa berjudul Negeri 5 menara dan Ranah 3 warna dan kemudian di presentasikan dalam bentuk audio visual/film.Semangat Man Jadda Wa jadanya telah membuat film ini begitu booming dan spektakuler di tanah air.Memulai sekolah dari pesantren Gontor membuatnya terinspirasi membuat novel N5M ini. Sejarah kepenulisannya sebenarnya bermula ketika dia mulai kuliah di bandung. Sebagai anak yang tak beruntung memiliki ayah yang berumur panjang,semangat belajar di rantau membuatnya harus pintar memanejemen keuangannya.Tanah Minang kala itu terasa jauh tak mudah untuk meminta bantuan finansial kapan saja dari amaknya,sebutan khas orang Minangkabau kepada ibu. Jalan yang ditempuhnya saat itu adalah menulis di surat kabar dan mendapatkan honor,setiap minggu itu dilakukannya guna menyambung hidupnya. Berawal dari itu semua dia kemudian terjun ke dunia jurnalis. Materi yang dibawakannya adalah menulis inspirasi dari dunia nyata.Point yang ingin di tekankan sebenarnya ada pada why,what,when dan how.Materi lainnya adalah teknis membuat novel atau tulisan kategori panjang.Dalam sesi ini juga Anwar fuadi memutarkan slide-slide mulai dari foto masa kecilnya,sekolah di pesantren sampai ke luar negeri dengan musiknya menggugah semangat untuk dapat mengikuti jejak kepenulisannya. Pesan singkatnya adalah ketika menulis luruskanlah niat dan Insya Allah hasil tulisan kita pastinya sesuai dengan harapan kita juga.Pemutaran trailer N5Menara juga sontak mendapatkan aplaus dari peserta.Acara tanya jawab pun berlanjut dan tak tanggung-tanggung ada lagi hadiahnya.Seorang penanya dari Ambon menurutku sangat berkesan ketika dia menyatakan tengah berbahagia karena hari ini istrinya melahirkan. Niatnya nama yang hendak diberikan buat anak laki-lakinya itu adalah Ahmad Fuadi jika istrinya tak keberatan.Hal lain yang menurutnya urgen bagaimana ketika kompasiana lebih meningkatkan lagi model pelatihannya dengan sasaran kepada para mahasiswa dan guru-guru yang kesulitan naik pangkat.Harapan terakhirnya semoga mas Isjet dan kang Pepih ini dapat terlecut semangatnya untuk dapat mengikuti Ahmad fuadi dalam menciptakan sebuah buku dan Makassar sebagai kota besar bisa menghasilkan Andrea hirata dan Ahmad fuadi yang lain.Cukup menambah spirit baru ketika perwakilan dari bank Indonesia IB syariah berperawakan sedikit gempal memberikan penekanan atas terselenggaranya kegiatan ini dan tentunya berharap bahwa semoga muncul penulis baru dari tanah Makassar semisalnya nanti daeng Sangkala.Siapa itu daeng Sangkala tak perlula orang luar Sul-Sel tahu,menurutnya. Hari ini aku tak seberuntung teman lain tak ada hadiah yang saya dapatkan,mulai dari tanya jawab,games,dan live twitter.Namun cukup puas dengan aksesoris peserta terutama baju kaos yang ada logo IB Syariah dan tentunya kompasiana.Tak ingin acara ini berlalu tanpa ada kesan mendalam,para peserta pun foto bersama dengan semua pemateri blogshop ini.Ahmad fuadi yang harus kerepotan menghadap para penggemarnya,dari foto bersama sampai untuk tanda tangan di novel N5M ini. Di kursi belakang pantat ini masih terpaku memperhatikan ulah teman peserta lain yang asyik berfoto namun otak saya mulai menerawang.Mencoba mereka-reka di abad 19 lalu.Membayangkan perempuan Bugis dari Pancana Toa,Tanete Barru, I Colliq Pujie dengan keperkasaannya mampu mengedit dan menyalin suatu epos terpanjang di dunia I Lagaligo.Berkat kepiawaiannya itulah karya sastra tersebut bisa dikenal sampai negeri Belanda.Salinan naskah tersebut dibawa ke Belanda berkat permintaan seorang belanda B.F. Matthes dan sampai sekarang epos I Lagaligo itu telah pulang kampung dengan di pentaskannya tahun lalu di benteng Fort Rotterdam.Semangat dan keberhasilan dari I Colliq Pujie itulah yang ingin saya impelementasikan dari pelatihan Blogshop ini. Serangkaian acara ini telah tuntas,kami pun berpisah,saya harus kembali ke Barru sore ini.Di awal dengan perasaan was-was terjadi hujan dan demonstrasi lagi walaupun kenyataannya BBM di tunda kenaikannya.Benar terjadi kemacetan menurut info dari pengguna jalan lain terjadi demo di seputaran kampus UIM dan Unhas.Tak berlangsung lama berkat negoisasi aparat, jalan pun dibuka dan akses jalan kembali lancar. Satu hal yang membuatku kesal ulah sopir pete-pete yang tega menyerempet motor saya.Namun saya maafkan maklum kondisi jalan yang lagi macet.Barangkali tidak sengaja.Dari rangkaian peristiwa di hari Sabtu ini memberikan pelajaran bermakna dalam hidup saya bahwa ilmu harus dicari seperti hadist nabi Muhammad SAW “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” dan kata penyemangat lain adalah Man Jadda Wa Jada dan spiritnya I Colliq Pujie,dan ini harus menjadi cambuk dalam menulis di masa depan.Hal yang tak berkenan di hari itu adalah bumbu dari proses menuju keberhasilan.Akhir kata perburuan mantra MAN JADDA WA JADA pun berakhir dengan hasil bulir-bulir ilmu yang siap merekah. Tanete,

Ketika Wagub mampir di masjid kami

Cukup beruntung masjid kami hari Jumaat ini.Seorang wakil gubernur mampir untuk melaksanakan kewajibannya sebagai muslim.Pada awalnya saya mengira-ngira siapa yang akan datang,di lihat dari ruas jalan menuju masjid ada dua aparat keamanan dari kepolisian dan tentara.Biasanya kalau ada aparat yang berdiri disitu maka dipastikan akan ada orang besar semisal bupati yang akan shalat di masjid kami itu. Perkiraan saya tak meleset,karna yang datang pak bupati cuma bersama dengan pejabat kaliber provinsi,orang nomor duanya Sulawesi Selatan.Bersama dengan pejabat teras kabupaten dan beberapa polisi dan patwal.Dari pemberitahuan sebelum khutbah di mulai akan ada arahan dan penyerahan bantuan untuk masjid kami dari pemrov Sul-Sel. Materi khutbah yang jelas terekam adalah bagaimana seorang pemimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.Begitu pun dengan berbagai profesi yang lain.Setelah sholat,kami pun menunggu mendengarkan arahan dari wagub.Maklum ini pertama kalinya pak wagub di masjid ini.Mudah-mudahan bukan karna pilgub awal tahun depan sehingga menyempatkan diri hadir di kampung kami. Untuk pilgub kali ini kemungkinan pasangan incumbent ini,walaupun belum resmi kembali berpasangan namun tampaknya tinggal pendeklarasiannya saja.Tengah gencar bersosialisasi.Menyadari lawan yang kemungkinannya berimbang dari kubu Ilham Arief Sirajuddin berpasangan dengan Ustad Azis Kahar Muzakkar. Di kampung kami ini cukup banyak yang mengidolakan Azis kahar mudzakkar,terbukti pada waktu pemilihan DPD dulu Azis Kahar menang mutlak dibanding calon anggota DPD lain.Begitu pun ketika dia bertarung di pilgub 2007 sebagai calon gubernur dengan wakilnya Mubil Hamdaling perolehan suaranya tak mengecewakan.Hal itu terjadi tampa ada politik uang.Pemilihnya dengan ikhlas mencoblosnya.Anehnya pada pemilihan DPD,tidak ada tim suksesnya yang bergerak atau memang tidak ada tim suksesnya namun kenapa perolehan suaranya membludak? . Analisnya faktor ketokohan ayah beliau Kahar Mudzakkar yang menyebabkan orang mendukungnya.Kahar Mudzakkar inilah yang pernah ingin menegakkan syariat islam di sul-sel.Kala itu dia berseberangan dengan pemerintah dan akhirnya masuk hutan bersama pasukannya dan membentuk daulah islamiyah.Setiap kampung yang di datangi ditegakkan ajaran islam.Wajar ketika para pasukannya dan penduduk seluruh desa-desa mengenalnya dan memberikan bantuan dalam penegakan syariat islam di sul-sel.Bayangkan semua pegunungan mulai dari Latimojong sampai bulusaraung,anak buahnya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok bersenjata.Semua hal yang bertentngan dengan ajaran islam dibasmi.Saat itu masyarakat takut melakukan perbuatan yang melanggar agama karna langsung ditindaki oleh parukan Kahar dulu. Tak heran bagi masyarakat ketika mendengar ada anak dari KaharMudzakkar ikut dalam prosesi pemilu,maka mereka mencoblos tanda gambarnya.Itulah sebuah nilai yang tak dinafikkan bahwa masyarakat di daerah-daerah masih memiliki nilai historis dengan perjuangan Kahar Mudzakkar.Entah sekarang pemilih dari generasi muda apakah akan terbawa dengan nama besar Kahar ini dan akan juga ikut memilihnya kapan saja dalam setiap tahapan demokrasi tanah air. Kekuatan dan daya tarik serta nilai histori inilah yang di khawatirkan pasangan gubernur incumbent di kampung kami ini.Tak heran dalam arahannya pak wagub beliau menyampaikan salamnya pak gubernur buat masyarakat kampung kami ini.Penyampain beliau juga tentang keberhasilan mereka membangun Sul-sel dengan berbagai penghargaan yang diterima Sul-Sel dari pusat.Tak kalah gencarnya adalah program pendidikan dan kesehatan gratisnya ini disampaikan yang di klaim telah berhasil membangun sul-sel. Mudah-mudahan arena pilgub Sul-sel kami damai di awal 2013 nanti walaupun sejak dini para kontestannya telah mencuri star.Mudah-mudahan apa yang disampaikan pak wagub tadi bisa memberikan pencerahan politik bagi kampung kami.Dan tidak berpikiran jika ada maunya barulah menginjakkan kakinya dengan kata lain ada udang dibalik batu.

Anak IKIP yach

Pengalaman ini terasa sudah cukup lama,namun masih tersave dengan aman di memori otak. Ceritanya bermula ketika saat itu saya harus memilih IKIP dibandingkan universitas negeri lain yang ada di Makassar.Cukup beruntung,karena nama saya tertera lulus UMPTN di IKIP dengan pilihan pertama yakni pendidikan Ekonomi.Suatu kebanggaan bisa lulus dibandingkan teman satu kampung yang tak lulus di universitas negeri.Maklum anggapan lulus di negeri berarti pembayaran tak seberapa. Proses perkuliahan pun bermula dengan aneka teman dari berbagai daerah dan pelosok se Sul-Sel dan Sulawesi Barat kala itu.Tentunya dengan pemahaman sederhana dari kampung agak bisa kuliah dengan baik dan tentunya penyelesaian kuliah yang tepat waktu.Namanya dari daerah tingkat pergaulan pun masih dibilang terkontrol,belum terkontaminasi dengan pengaruh kehidupan kota yang penuh dengan glamaur dan godaan sesaat. Penampilan kami pun tampak sederhana.Pakaian yang murah meriah,namun pastinya masih terjamin kebersihannya.Kebanyakan dibawa dari kampung.Jadi tampaknya memang tidak baru.Dalam satu kelas pun tidak ada penampilan teman yang menonjol dalam berpakaian.Dapat ditebak kalau kehidupan mereka di kampung juga pastinya sederhana,walaupun ada juga pastinya yang memiliki sawah dan kebun berhektar-hektar. Sebagai mahasiswa baru yang telah merasakan denyut roda kehidupan kota metropolitan sekelas Makassar,tentunya gairah untuk berpenampilan agak beda menyeruak.Jadilah kami berempat teman laki-laki ke pasar sentral kala itu.Pilihan ke pasar sentral pun bukan karena tanpa alasan.Ditempat itulah bisa terjadi tawar menawar barang,kalau jeli bisa mendapatkan barang dengan harga murah.Tergantung kepiawaian menawar.Beda dengan mall yang ada saat itu,semua harganya sudah terpasang dan harga pun adakalanya tak cocok dengan kantong mahasiswa daerah. Di sebuah stand pakaian di lantai dasar menjual aneka pakaian dari baju-baju kaos sampai celana pendek.Agak lama memilih-milih barang,terjadi dialog antara kami dengan pemilik jualan ini.Seorang wanita usia kala itu menurut taksiranku kepala tiga atau kepala dua delapanlah.Dia bertanya anak IKIP ya? .Lho kaget wong kok bisanya tahu atau tebakannya benar.Jawab kami kala itu bukan,kami anak ini,menyebutkan sebuah nama perguruan tinggi swasta ternama di Mks.Akh pasti anak IKIP! ulangnya lagi dengan pasti.Mendengar hal itu kami pun tak mau menanggapi lagi.Gerah berbohong rasanya.Kami pun pura-pura memilih celana pendek,bayar dan langsung ngacir.Perasaan menyesal saya baru timbul sekarang,kenapa saat itu mengingkari institusi yang telah mengantarkan saya sekarang dalam korps Umar Bakrie? Bagaimana saat sekarang dari beberapa alumni perguruan swasta tadi yang kami sebutkan sebagai almamater itu berlomba-lomba ambil akta IV untuk menjadi guru.Alasannya jurusan mereka tak menyediakan banyak formasi menjadi PNS.Bagaimana seandainya tadi penjual pakaian itu bisa menebak bahwa kehidupan guru dari alumni IKIP sekarang jauh lebih baik dengan sertifikasinya ini? Mungkin tak akan mengulang pertanyaannya dan mungkin akan kuliah juga di IKIP untuk menjadi guru.Analisa sederhana saya penjual pakaian itu bisa menebak dengan tepat dilihat dari penampilan kami yang sangat sederhana.Jauh dari tampilan mahasiswa perguruan swasta yang kami sebutkan.Tentunya mahasiswa swasta ini pun jarang akan bertandang di pasar sentral yang riuh.Pengalamannya berbicara dari instingnya bahwa kebanyakan yang belanja di pasar sentral adalah mahasiswa dari daerah yang kuliah di IKIP kala itu. Okelah itu jaman dulu saya,separuh berjalannya waktu Ikip berubah menjadi UNM.Jadi saya lulus dengan alumni UNM walaupun subtansinya masih sama dengan IKIP.Intinya walaupun dari Ikip,para alumninya telah unjuk gigi walaupun sudah tak berpenampilan sangat sederhana lagi.Sekian banyak alumninya tersenyum sumringah dibelakang stir avanza,Rush,Terios dan aneka merk mobil lainnya.Alumni IKIP dengan berkah sertifikasinya.Terima kasih almamaterku Institut keguruan ilmu pendidikan Ujung pandang. salam Ralla

Indonesia Juara,Madun striker Timnas


Tulisan saya ini bermula dari kegalauan hati melihat keadaan timnas sepak bola.Negara yang begini besar beberapa tahun tak pernah mengecap nikmatnya juara satu.Memiriskan ketika timnas senior harus puas dibantai oleh Bahrain yang notabene pada masa sebelumnya hampir berimbang.Dari rekor pertemuan,silih berganti menang dan kalah,selebihnya seri.
Belum lagi kegagalan timnas U 21 menjuarai turnamen Hasanal Bolkiah.Patut di syukuri karena timnas U 21 ini mencapai final,walaupun harus dikandaskan lagi oleh tuan rumah.Patut di apresiasi perjuangan Andik vermansyah dkk ini.Mereka telah maksimal membela merah putih namun dewi fortuna belum berpihak pada garuda muda.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana publik tanah air bisa terobati dahaga dan puasa gelar selama ini? .Selama ini saya selalu memfavoritkan tim Barcelona selain tentunya timnas.Barcelona selalu memuaskan hati ketika dimana pun mereka bermain.Tak mengenal kandang dan tandang.Tim catalan ini juga mampu memberikan kepuasan maksimal buat pecandu bola.Dimana ketika berbagai turnamen yang di ikuti selalu mempersembahkan juara.Kapan ya timnas permainan dan kolektivitasnya menyamai tim catalan ini? .Entahlah,mungkin sulit jikalau melihat bentrok kepentingan di tubuh PSSI dan Segolongan manusia yang menyatakan diri KPSI.
Saya tidak ingin mengungkit orang-orang yang bertikai di atas,tapi setidaknya mereka punya harga diri demi menegakkan merah putih di mana saja.Tak adakah perasaan malu ketika ketika selalu kalah alias gagal di final.Mereka harus bercermin bahwa untuk berprestasi perlu banyak faktor pendukung.Selama ini saya telah merasa sangat puas melihat timnas runner up.Ketika pergelaran piala APF.Indonesia kalah dari Malaysia.Pesta olahraga Asia tenggara,di final timnas pun lagi-lagi harus takluk atas kedigdayaan Malaysia.Saat itu ekspektasi masyarakat terlalu tinggi pada tim asuhan coach RD.Melihat permainan menawan garuda muda saat itu membantai setiap lawan-lawannya minus Malaysia.Namun itulah hasil akhir.Sepak bola bukan teknik dan kolektivitas namun sepak bola juga adalah medan keberuntungan.
Puas urutan kedua terus,runner up sebutan abadi ?.Jawabnya tentu tidak.Maka saya pun berlelucon seandainya timnas kita memiliki striker sekelas Madun dan kawan-kawannya,dipastikan timnas tak akan paceklik gelar.Siapa itu Madun? .Jika anda selalu memilih channel MNC setiap malam,maka serial Tendangan si Madun ini akan menyapa anda dengan berbagai aksi individu dan tendangan yang akurat.Bukan cuma Madun tapi kawan-kawannya juga.Tak heran ketika buah hatiku doyan menonton acara ini,mungkin berminat jadi pemain bola.Tak apa-apa nak,kalau tendanganmu bisa sekelas tendangan akurat si Madun,ayahmu ini legowo.
Itulah hayalan saya dari dunia sinetron,tapi saya yakin dipersada nusantara ini kelak akan muncul pemain multi talenta termasuk tendangan sekelas tendangannya si Madun.Maka tidak lama lagi sebutanku untuk Indonesia dalam bidang sepak bola sebagai negara Runner up tak berlaku lagi.Selamat tinggal Runner up,selamat datang Madun-Madun Indonesia.
Salam
Ralla.