Friday, March 25, 2016

MENGUJI SEBUAH KEJUJURAN

Dalam sebuah perjalanan sang musafir menyempatkan singgah di sebuah toko. Dia membeli panganan yang jumlah totalnya 20.000.Sang musafir pun membayar harga itu dengan uang 100.000.

Antara penjual dan musafir itu mereka berbincang singkat sekedar basa-basi. Tak lama penjual itu menyodorkan uang kembalian dengan melipat-lipatnya.Sang musafir pun memasukkan uang kembalian itu di dompetnya dan sudah melihat sekilas jumlahnya. Dia pun sudah tahu namun sekedar pura-pura tak tahu.

Sang musafir melanjutkan perjalanannya. Dengan pikiran kenapa penjual itu berbuat seperti. Mungkin karena khilaf. Di simpannya pikirannya itu. Sampai di kediaman diperiksanya kembali uang kembalian itu. Memang tak salah penglihatan sekilasnya tadi.Jumlahnya hanya 70.000. Jadi kembaliannya kurang 10.000.

Sang musafir pun sudah mengikhlaskan uang yang tak seberapa itu.Hitung-hitung sedekahnya hari itu. Memang dia belum sempat bersedekah. Teramat indah jalan sang Khalik memberikan jalan untuk bisa bersedekah hari itu.

Namun tidak untuk penjual itu mungkin dia merasa bersalah atau bagaimana. Wallahu alam. Disinilah penilaiannya sang musafir untuk mengetahui karakter penjual itu. Di lain waktu untuk belanja bisa saja dia mencari penjual yang jujur.Teramat tinggi nilai sebuah kejujuran. Justru kejujuran yang akan membawa berkah dan lakunya barang-barang jualan untuk penjual yang jujur. Bukankah teladan kita Rasulullah adalah saudagar/penjual yang jujur. Buah kejujurannya itu membawanya pada keuntungan berlipat ganda. Wassalam.

No comments:

Post a Comment