Friday, March 25, 2016

EVI VS Celengan

Malam ke empat taraweh di masjid kami diisi dai muda dengan ceramah agama relevan dengan fenomena sosial. Evi masamba yang sedang ngetren.Juara 1 akademi dangdut Indosiar.Keberhasilan dia menjadi jawara dangdut di tv swasta berkat karunia suara yang bagus. Dilain itu dukungan sms yang membludak.

Sebagai orang Sulawesi rasa dan ikatan kultur daerah yang kemudian masyarakat rela untuk mengirimkan sms berpuluh-puluh kali.Tarif satu kali kirim sms sekitar Rp.2200.Malahan menurut dai ini ada temannya yang rela mengirimkan sms dengan total 100 ribuan.Mayoritas pengirim sms ini adalah ibu-ibu. Wajar barangkali karena kaum ibu ini pemegang kas keluarga.

Ketika ditanya peranan ibu-ibu ini dalam memakmurkan mesjid seperti celengan setiap malam disinilah terjadi kepincangan.Ibu-ibu memberikan uang untuk celengan kepada bapak-bapak hanya 1000 atau 2000.Padahal dalam kirim sms mendukung Evi rela sampai 10000 an atau 20000 an atau lebih.

Sang dai menjustifikasi seakan-akan kita mengalami kemunduran berpikir jika itu berkaitan dengan urusan akherat dan sebaliknya mengalami kemajuan jika berkenaan dengan masalah dunia. Semestinya kita bisa melakukan perimbangan.Tuntutlah duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan tuntutlah akheratmu seakan-akan kamu akan mati besok.

Mungkin kemudian ada yang bertanya,uang yang saya pakai adalah uang saya juga. Anda benar tapi saling mengingatkan dalam kebaikan dan menekankan pada kehidupan akherat jauh lebih penting.Pilihan pada anda dan saya bersepakat dengan dai muda itu.Bagaimana dengan anda ? mungkin malam selanjutnya kapitan Pattimura akan diparkir selama ramadhan atau selamanya untuk bersentuhan dengan ember atau kotak amal masjid. Salam.

No comments:

Post a Comment