Friday, March 25, 2016

KATANYA SIH DONGENG

Sekitar 5 tahun yang lalu di masjid kami pernah berbincang lepas. Dia memulai dengan santai tema khutbah jumat kali itu. Kebetulan sang khatib membahas tentang surga dan neraka. Jadilah kami duduk di pelataran masjid dan saya kemudian menjadi pendengar. Dia ini seorang bapak yang hampir menyamai usia bapak saya.

Dia kemudian menanggapi serius tentang kehidupan akherat.Sangat saya sayangkan bahwa ternyata dia menilai dari sisi negatifnya.Intinya separuh tak mempercayai tentang riwayat-riwayat yang diceritakan dalam hadits nabi.Lebih ekstrimnya penganggapannya itu riwayat adalah sebuah dongen yang tak jelas juntrungannya.Sebuah dongeng pengantar tidur. Asumsinya kala itu tak ada yang bisa menceritakan kebenaran dari apa yang ada pada cerita-cerita dalam suatu riwayat  itu.Tak ada orang mati yang kembali dan menceritakan tentang alam baqa.

Saya hanya senyum simpul sembari dalam hati menolak argumentasinya.Kejadian ini pun kemudian mengendap dan dia pun kemungkinan sudah lupa dengan orasi dongengnya kala itu.

Suatu siang di hari-hari terakhir ramadhan,Allah kembali mempertemukan kami sehabis shalat duhur di pelataran masjid yang sama.Kami pun bersalaman dan duduk bersama pula.Maka dialog 5 tahun yang lalu kembali muncul tampa kesengajaan bermula dari berita kematian kenalannya yang begitu tiba-tiba dalam suatu kecelakaan.

Dia begitu tersentak bahwa kematian ternyata tak mengenal siapa dan kapan waktunya.Menurutnya Ternyata apa yang disampaikan para penceramah malam tarwih tentang akherat dan kematian adalah benar.Penekanannya kemudian bahwa apa yang disampaikan para mubaliq itu bukan cerita rekaan alias dongeng belaka. Dia kemudian menyadari kekeliruannya.Alhamdulillah saya kemudian melihat pola pikirnya telah berubah.Di akhir pertemuan kami dia menjabat erat tangan saya penuh makna. Aku tersenyum simpul namun berbeda arti dari senyum simpul 5 tahun lalu.

No comments:

Post a Comment