Monday, May 23, 2016

LAPPA LAONA - AIR TERJUN AMPIRI

Lappa launa masih mengesankan buat kami. Sebuah tempat padang rumput di dusun Waruwue,Labajang Tanete Riaja yang menjadi favorit para pencinta alam dari berbagai daerah di barru. Seingatku terakhir pasang tenda di tahun 2005. Beberapa kali lewat di lokasi ini namun tidak bermalam dan menikmati bintang-bintang di langitnya.

Kali ini kami berlima pun sepakat untuk merefres diri bermalam semalam di Lappa launa dan esoknya berencana ke air terjun di dusun Ampiri kecamatan Pujananting. Lokasi cukup berdekatan. Hujan sore hari tak menyurutkan langkah sembari berteduh kami pun menyiapkan rencana. Sepertinya hujan tak mau reda walau sudah rinai-rinai,kami pun sepakat menerobos hujan.

Petang pun berakhir ketika kami sampai di perbatasan Barru-Soppeng,belok kanan menuju Waruwue menepobos malam yang mulai gulita.Jalanan aspal yang mulai mengelupas menyulitkan perjalanan kami. Jalanan licin dengan genangan air membuat nyaris terjatuh.
Ternyata jalan paling parah ketika menuju Labajang Lappa launa. Jalan pendakian dengan tanah becek. Grip ban motor kami kesulitan melewati jalan tanah becek.Terjatuh dan hampir nyaris terjatuh beberapa kali. Dengan susah payah dan perjuangan ekstra kami pun sampailah di padang rumput ini.

Beruntung malam ini ramai berhubung rombongan mobil offroad dari makassar menggelar acara tersendiri.Mereka memasang tenda dengan mengatur mobil mereka membentuk lingkaran.

Kami pun memasang tenda agak menjauh di atas bukit. Memasak nasi campur mie instant plus ikan bakar kering. Mantap mana lagi kopinya.Dan jadilah malam itu kami menikmati cuaca malam dan bintang pun masih malu menampakkan dirinya. Dikejauhan sana kota Barru dengan nampak dengan kilauan lampu. Lappa launa adalah hamparan padang rumput tempat yang recomended buat camping tanpa menguras banyak energi karena bisa dijangkau kendaraan. Lebih mudah ketika kemarau cuma sumber airnya kering. Besoknya fose wajib menunggu sunrise. Mengabadikan berbagai latar demi sebuah pembuktian bahwa alam pun di patut ekspos.

Puas mengabadikan berbagai moment dan fose kami pun kembali ke tenda memasak mie dan membakar ikan kering di balik batu besar mengandalkan ranting-ranting kayu lembab pengaruh hujan kemarin. Aromanya pun menyengat harum bangkitkan selera makan. Hawa yang dingin membuat kami pun lahap. Mobil offroad itu di bawah bukit sana tampaknya berkemas dan mereka pun mengabadikan mobilnya dan di atur setengah lingkaran. Mereka bergantian mengabadikan moment itu.

Tak lama kami membongkar tenda dan pagi itu menuju air terjun. Untuk sampai ke sana kami harus berjuang kembali melewati jalanan tanah nan becek. Ada sekitar 2 kiloan dari Lappa launa menuju dusun Ampiri. Di sekitar ini juga tapal batas kecamatan Tanete Riaja dan kecamatan Pujananting. Lama berkutat pada jalanan becek akhirnya jalanan beraspal terkelupas pun kami dapatkan. Mencari penduduk untuk bertanya lokasi air terjun ini. Seorang pemuda mahasiswa berkenan mengantar kami sampai pada jalanan tani yang letaknya di atas pemukiman penduduk.

Sang mahasiswa tadi mohon maaf tak bisa mengantar karena ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Ok,terima kasih. Kami menyusuri jalanan tanah sesuai petunjuknya. Melalui sawah kemudian penurunan pada lembah bukit yang kebetulan penduduk sedang panen kacang tanah. Mereka pun senang hati memberi petunjuk.Lereng bukit digarap penduduk sebab air yang mengalir dari dua air air terjun. Yang sebelah kiri orang sana menamakannya wae luttue dan yang satunya menurut kami wae bebbe'e karena mengalir merembes namun kelihatan besar dari tempat kami berdiri.

Kali ini kami memilih dulu air terjun sebelah kiri. Kami harus mendaki bukit tempat tebing-tebing batu air terjun ini. Cukup melelahkan dalam kondisi terik tak ayal air sungai kecil kami minum. Abaikan dulu kriteria air bersih. Tubuh perlu cairan dan pencinta alam harus begitu,mengandalkan alam tuk hidup. Airnya tampak jernih dan segar mengalir di sela bebatuan berlumut. Gemericiknya itu biking tenang. Merendamkan kaki di air membuat rasa letih berkurang menambah semangat.

Area tanaman penduduk pun kami lewati mengikuti selang air dan memasuki pepohonan lebat nan lembab. Lama merintis jalan menebas sulur dan memang tampaknya belum ada jalanan meyakinkan. Maklum saja hanya beberapa orang yang pernah kesini. Para penduduk pun lebih pilih bercocok tanam ketimbang mencari objek wisata.Wajar kalau bebera kali kami harus turun naik mencari jalanan yang tepat. Beberapa tanaman perdu berduri menggores kulit kami. Sialnya sandal gunung saya putus tengah jalan. Terpaksa menggunakan kulit asli alias telanjang kaki menjejaki rimba.

Sepertinya ini rimba mirip pada cerita anak perawan di sarang penyamun. Sinar mentari terhalang pepohonan.Lelah dengan putar-putar mengandalkan insting suara gemuruh pun terdengar. Kami pun tinggal mengikuti suara itu.

Dan perjuangan berbuah hasil air terjun ini pun kami jumpai mengalir jatuh dari tebing yang berpuluh-puluh meter tingginya. Lebih tinggi dari wae sai.Sayangnya airnya mulai menyusut namun tetap recomended di datangi. Yang menarik karna air kelihatan melayang jatuh menerpa bebatuan besar. Disekitarnya tumbuh jenis bunga-bunga dominasi warna kuning. Entah bunga apa namanya.
Mengabadikan moment itu pasti. Aneka fose. Memuaskan diri sebelum kembali. Menjumpai bekas perapian teman yang pernah kesini. Rata-rata dibalik batu besar. Sepertinya api sulit dihidupkan karena hawa dingin plus uap-uap air yang jatuh.

Ada tempat yang landai cocok memasang tenda namun sayangnya hawa sangat dingin karena embun-embun dan tempias air terjun tersebut.

Rasanya masih mau betah namun mendung menggelayuti kami memaksa angkat kaki untuk kembali. Air terjun ini bisa anda kunjungi ketika musim penghujan karna debitnya yang besar. Bermalam di Lappa launa dan besoknya anda datang ke sini. Atau langsung ke sini kemudian pulangnya bisa lewat Lappa launa.

Untuk datang ke lokasi ini bisa di akses lewat dusun Ammerung via ibu kota kecamatan pujananting Doi-doi dan pulangnya bisa lewat Lappa launa dusun Waruwue kecamatan tanete Riaja dan tembus perbatasan bulu dua Barru- Soppeng. Musim kemarau perjalanan pasti menyenangkan karena jalanan kering. Jika anda mau summit di puncak 3 dan Coppo tille tinggal meneruskan perjalanan ke dusun Ammerung untuk mendaki dan happy di puncak Tille.

Friday, May 20, 2016

Aku juga PNS....

Seingatku minggu ini di kalangan pns struktural dan fungsional ada beberapa isu hangat di lingkungan kami. Yang pertama untuk fungsional guru tema mereka kapan tunjangan sertifikasi cair. Dan tema yang ke dua bagi pns struktrul dan pns fungsional bukan guru adalah tentang bunga bank atau suku bunga bank yang sedang turun. Disini tema pertama saya tak akan bahas toh pastinya juga akan cair. Mau kemana kalau tak dicairkan,jadi rekan-rekan guru sergur santai saja.

Ok tema kedua,menarik suku bunga turun. Para pns yang membutuhkan uang kontan pastilah tergiur untuk menggadaikan sk pnsnya atau menambah pinjamannya. Faktor berbagai kepentingan dengan kemudahan pihak bank ditambah suku bunga rendah membuat para pns berprinsip kapan lagi kalau bukan sekarang.

Beberapa teman menyampaikan pada saya untuk segera menyambung pinjaman pada salah satu bank. Saya pikir pinjaman saya baru 3 tahun berjalan. Berapa sih sisanya yang dapat saya kantongi. Tapi sebenarnya jujur disitu bukan intinya. Sejak ada postingan tentang riba dan bunga bank di medsos saya kemudian jadi mikir.

Walau sebenarnya masalah ini ada yang menganggap riba bank itu haram serta ada juga beranggapan sah-saja dilakukan. Saya tidak berada pada kapasitas ini untuk menjelaskan hukumnya.Namun kenapa kemudian saya hanya fokus untuk menyelesaikan pinjaman saya yang terlanjur.

Memilih jalan berhati-hati adalah tepat,ini kredeo saya. Di luar pasti banyak akan mengatakan dimana lagi kita bisa dapat uang tunai kalau bukan pinjaman bank. Ada juga pendapat mengatakan beberapa orang yang mengerti agama juga melakukan pinjaman pada bank. Sah-sah saja karena mereka berhak melakukan apa saja dan mengatur hidupnya resikonya juga mereka yang tanggung.Lebih menarik ketika ada yang mengatakan kalau riba atau bunga bank dilarang agama kenapa kemudian negara ikut melegalkan kredit dan riba bank. Termasuk pada bank-bank BUMN?. Sepertinya hukum agama belum berkorelasi dengan pemerintah yang penduduknya mayoritas agama tertentu.Emang benar.

Jadi kenapa ? Ini masalah hanya saya fokuskan pada diriku. Bukan pada anda semua.Ketika minat orang lain tinggi melakukan kredit di bank,maka di lain sisinya minat saya semakin turun walau bunga bank juga semakin turun. Biarlah aku apa adanya.Cukuplah khilafku di masa lalu.

Bagaimana pendapat anda dari tinjauan ekonomi, sosiologis kultural dan tinjauan dari agama ? Apakah pola pikir kita sama ?. Atau Mungkin tidak. Maaf teman ajakanmu kali ini saya tolak. Entah suatu masa aku berubah pikir maka hanya Allah lah yang tahu kelak. Semoga saja tidak !.

Cubit-cubitan oh...prodeo

Cubit-cubitan...eh...cubit prodeo...

Kenapa kemudian ramai nian orang berceloteh di medsos tentang lagu lama "cubit-cubitan." ternyata efek lagu lawas ini kemudian di gandrungi oleh para penggiat medsos jaman sekarang.Saban hari makin ramai saja.

Bukan tanpa sebab,pengaruh cubit-cubitan pun akhirnya mendamparkan seseorang pada hotel prodeo. Uniknya pelaku adalah teman se profesi kami. Yang lagi jadi trending topik.

Membandingkan guru jaman dulu dengan jaman sekarang pastilah beda jauh. Kini ketika setitik kesejahteraan mulai sedikit berpihak pada guru namun sisi lain sepertinya dikebiri dalam otoritas mendidik. Guru masa lalu merupakan patokan dalam hidup bermasyarat nilai minusnya kadang kala penghasilan tak mencukupi buat sebulan.Seperti pameo jaman dulu guru identik dengan 3 L. Apa itu ? Lure-lure dan lelu. Artinya guru dulu hanya mampu membeli ikan teri dan ikan kering lainnya yang murah. Dan terkadang membuat sambal terasi campur ikan kering yang telah ditumbuk halus.

Guru dulu mungkin menderita dari kaca mata ekonomi sekarang. Di lain sisinya jangan remehkan hasil didikan mereka. Belum ada undang-undang perlindungan anak saat itu. Para siswa pun takut dan segan. Hukuman fisik tak ayal diberikan untuk mereka yang bandel. Toh mereka menjalaninya dengan baik. Cubitan dianggap biasa malahan menjadi pelecut mereka untuk cepat mengerti pelajaran.

Saya ambil contoh,menurut mereka yang telah di ajar oleh orang tua kami. Khususnya ibu,beberapa orang yang saya jumpai dan sempat di ajar mengatakan ibu saya orangnya galak. Jika membandel dan tak paham pelajaran ketika berulang kali di terangkan akan berbuah cubitan di pangkal paha.Dan itu di berbagai sekolah yang pernah ditempatkannya sebagai guru bantu sebelum akhirnya di angkat jadi kasek sekolah dasar.

Hasilnya mereka tak melupakan setiap cubitan itu. Dan selalu mengingatnya jika ketemu dengan ibu. Beberapa telah berhasil dan berkiprah di rantau. Malahan mereka dengan santunnya mengatakan keberhasilan mereka karna kiprah beliau yang sering mencubit sebagai motivasi untuk pintar. Jangankan orang lain,ketika saya di bangku SD pun kerap mendapatkan jatah cubitan jika bertingkah macam-macam. Konsukuensinya ya alhamdulillah saya jadi "orang" sekarang.

Di masa pensiunnya pun dia kerap melanglang buana ke seantero nusantara karena panggilan dari siswa-siswanya yang telah sukses. Mulai dari tiket sampai pada uang saku.Mereka tak melupakan cubitan itu dan membalasnya dengan cubitan lain versi orang sukses.

Sekarang para profesi pun terkadang seperti kacang lupa pada kulitnya. Seakan mereka tak pernah lewat bangku sekolah yang dihadapannya berdiri seorang guru.

Fakta di guru Bantaeng bisa menggambarkan bahwa guru harus mawas diri sekarang. Niat baik memberi hukuman tak selamanya mendapat apresiasi malah sebaliknya. Tak dapat dipungkiri ada oknum guru yang mungkin berlebihan memberi hukuman tapi itu tak dapat kita generalisir semua guru itu sama.

Ketika pendidikan karakter tetap berjalan namun kelakuan siswa semakin menjadi-jadi maka tengoklah undang-undang perlindungan anak sebagai salah satu biang keroknya. Lalu dimana perlindungan guru.Harusnya lebih berimbangnya ada juga undang-undang perlindungan guru yang greget dan tak sekedar dalil teori namun perlu pembuktian. Lebih mumpuni lagi di sokong oleh lembaga super power dari komunitas para guru di negeri ini.
Tabe...salamakki.

Refresh

Sebuah perjalanan panjang dalam rutinitas hidup terkadang berbuah kenangan. Peristiwa yang akan menjadi pijakan dalam mengarungi hidup.

Sebuah tempat dan sebuah masa akan menorehkan percikan rasa senang. Semestinya perjalanan yang ditujukan untuk bersenang-senang berdampak pula pada kesegaran dan kebugaran fisik.

Melanglang buana menelusuri hutan,mendaki lembah mengguyur air pada air terjun sampai pada berendam pada kolam air panas.Sensasi pun terasa sampai pada tulang sumsum.

Ketika tempat itu terjelajahi tanya pada dirimu,inikah sebuah refresing memanjakan tubuh mengolah raga merefres kebuntuan berpikir. Raga dan jiwa sepaket untuk untuk menunaikan hak-hak pada tubuh.

Tubuh perlu nutrisi bukan hanya dalam bentuk makanan.  Dan pada waktunya kita perlu menjelajah demi sebuah kebutuhan. Memuaskan dan menunaikan hak pada tubuh. Kelak akan menjadi memori indah.

Wednesday, May 11, 2016

Air terjun sungai Allu

Boring tinggal di lingkungan sekolah selama pelaksanaan ujian nasional membuat kami menuju suatu destinasi. Sebuah air terjun pada aliran sungai di dusun Allu desa Pujananting Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Orang di sana menamainya LIU MADDUMPUE. Artinya air dalam yang berasap.

Untuk menuju ke sini anda yang dari luar Pujananting dan Tanete Riaja melalui rute Pekkae ke arah timur jalur bulu dua Soppeng sebelum Ralla belok kanan menuju ibu kota Kecamatan Pujananting yakni Doi-doi. Di sini anda akan menemukan persimpangan jalan anda pilih sebelah kiri terus sampai pada dusun Punranga. Di  Punranga ada persimpangan yang lurus tembus Gattareng dan belok kanan menuju dusun Allu. Pilih belok kanan.Untuk menemukan lokasi ini anda lewat jalanan belakang SDN Punranga.

Berbekal kamera dan semangat kami pun memarkir sepeda motor di halaman SDN Punranga Allu. Perjalanan di mulai memasuki hutan. Panas matahari tak terlalu terik serta lebatnya pepohonan melindungi kami. Pada awalnya jalanan masih rata dengan beberapa tanaman kakao penduduk dan pohon enau.Semakin jauh ke dalam semakin menurun. Beberapa tanaman rotan kami jumpai tumbuh melata.

Harus ekstra hati-hati karena penurunan dan tanah masih becek pengaruh hujan dari kemarin-kemarin. Tampak sulur pepohonan merintangi jalanan setapak yang kami lewati. Semakin dekat ke sungai semakin terjal jalanan setapak ini.Mengandalkan tanaman yang tumbuh untuk berpegangan agar tak terjatuh.

Bunyi desir air menandakan sungai semakin dekat. Tak butuh waktu banyak untuk sampai di pinggiran sungai. Tampak oleh kami sungai dengan bebatuan besar sepanjang kiri kanan aliran sungai.  Kami harus menyusuri sungai ini untuk sampai pada air terjunnya. Beberapa menit melewati pinggiran sungai yang licin dari merangkak sampai memanjat bebatuan besar.Sampailah kami pada aliran sungai Liu Maddumpue. Hampir mirip suasana bebatuan di Sungai Ule Watu Tanete Riaja atau yang orang barat menamainya Celebes Canyon. He'he.

Di Liu maddumpue ini dapat kita lihat air terjunnya bertingkat 2. Di tingkatan pertama di situ ada kolam yang dalam. Makanya dinamakan Liu atau dalam.Orang bisa berenang kalau mau dan berani. Pada tingkatan kedua,airnya kelihatan berasap pengaruh dari derasnya air tersebut. Pemandangan tampak indah karena lokasi ini dikelilingi tebing batu.

Maka pengambilan gambar adalah hal mutlak untuk mengabadikan perjalanan ini. Jadi siapkan kamera dan bekal perjalanan jika anda berminat ke sini. Jarak dari sekolah SDN Allu ke lokasi ini sekitar kurang lebih 1 km menurun. Namun siapkan fisik untuk pulangnya karena pastinya jalan kembali adalah pendakian terjal.Cukup membuat napas anda ngos-ngosan. Saya jamin ngos-ngosan dan bagi anda penikmat adventure ini salah satu destinasi wajib di kunjungi di pelosok pegunungan Pujananting Allu. Liu Maddumpue menunggu jepretan kamera dan selfie anda.

Monday, May 2, 2016

PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Hari ini kita kembali merayakan Hari Pendidikan Nasional. Mari kita panjatkan puji dan puja ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
atas ijin, rahmat dan karunia-Nya kita dapat kembali berkumpul merayakan semangat, capaian dan cita-cita pendidikan dan kebudayaan bangsa.

Kepada para pegiat pendidikan di seluruh penjuru Nusantara, ijinkan saya menyampaikan apresiasi atas peran aktifnya dalam mencerdaskan saudara sebangsa.
Kepada Ibu dan Bapak pendidik di seluruh jenjang, yang tak lelah menyalurkan inspirasi, membuka jalan pencerahan, dan membangkitkan asa setiap insan yang dididiknya agar menjadi manusia yang berkarakter, berpengetahuan dan memberikan faedah bagi sekitarnya, ijinkan saya atas nama pemerintah menghaturkan rasa hormat mendalam.

Ibu, Bapak dan Hadirin yang mulia, Hari Pendidikan Nasional kita rayakan sebagai hari kesadaran tentang pentingnya kualitas manusia. Presiden Jokowi menggariskan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dunia dan akan berhasil dalam berbagai kompetisi era global jika tinggi kualitas manusianya. manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa. Segala capaian yang kita raih sebagai individu maupun sebagai bangsa kolektif tak lepas dari persinggungan dengan pendidikan. Mutu dan jenjang pendidikan berdampak besar pada ruang kesempatan untuk maju dan sejahtera. Maka memastikan setiap manusia Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya sama dengan memastikan kejayaan dan keberlangsungan bangsa.

Dunia saat ini adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia beberapa dekade lalu. Perubahan terjadi begitu cepat dalam skala eksponensial yang tidak pernah ditemui dalam sejarah umat manusia sebelumnya. Revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan berpengaruh pada cara kita hidup, cara kita bekerja, dan tentu saja, cara kita belajar. Meramalkan masa depan menjadi semakin sulit karena ketidakpastian perubahan yang ada. Namun yang harus kita pastikan kepada anak-anak kita adalah bahwa kita memberikan dukungan sepenuhnya kepada mereka untuk menyiapkan diri meraih kesempatan yang terpampang di hadapannya.

Salah satu dukungan yang perlu kita berikan pada anak-anak Indonesia adalah memastikan bahwa apa yang mereka pelajari saat ini adalah apa yang memang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan jamannya. Keterampilan utuh yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia di abad 21 ini mencakup tiga komponen yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.

Karakter terdiri dari dua bagian. Pertama, karakter moral, sesuatu yang sering kita bicarakan. Karaker moral itu antara lain adalah nilai Pancasila, keimanan, ketakwaan, intergitas, kejujuran, keadilan, empati, rasa welas asih, sopan santun. Yang kedua dan tak kalah pentingnya adalah karakter kinerja. Di antara karakter kinerja adalah kerja keras, ulet, tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan. Kita ingin anak-anak Indonesia menumbuhkan kedua bagian karakter ini secara seimbang. Kita tak ingin anak-anak Indonesia menjadi anak yang jujur tapi malas, atau rajin tapi culas. Keseimbangan karakter baik ini akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan perubahan yang begitu cepat.

Literasi dasar menjadi komponen kemampuan abad 21 yang perlu kita perhatikan berikutnya. Literasi dasar memungkinkan anak-anak meraih ilmu dan kemampuan yang lebih tinggi serta menerapkannya kepada kehidupan hariannya. Bila selama ini kita berfokus pada literasi baca-tulis dan berhitung yang masih harus kita perkuat, maka kini kita perlu pula memperhatikan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial dan literasi budaya.

Terakhir dan tak kalah pentingnya adalah komponen kompetensi. Abad 21 menuntut anak-anak Indonesia mampu menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan tidak terstruktur. Maka mereka membutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi serta
kemampuan kolaborasi.

Ibu, Bapak, dan Hadirin yang mulia, Setiap anak lahir sebagai pembelajar, tumbuh sebagai pembelajar. Kita semua menyaksikan sendiri betapa anak-anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang besar dan keberanian untuk mencoba. Proses belajarnya didapatkan melalui permainan dan petualangan. Lalu saat ia mulai melangkah masuk ke sekolah, ia mulai berhadapan dengan struktur dan berbagai peraturan sebagai bagian dari sebuah model masyarakat mini. Struktur dan berbagai peraturan yang ia hadapi ini dapat mengarahkan mereka terus menjadi pembelajar, atau justru sebaliknya, meredupkan hasrat belajarnya.

Adalah tugas kita semua untuk memastikan binar keingintahuan di mata setiap anak Indonesia, serta api semangat berkarya di dalam dirinya tidak akan padam. Adalah tugas kita memberikan ruang bagi anak-anak Indonesia untuk berkontribusi, memajukan dirinya, memajukan masyarakatnya, memajukan kebudayaan bangsanya. Rasa percaya dari orang dewasa kepada anak-anak untuk berkarya dan ikut membawa kebudayaan kita terus bergerak melangkah maju adalah kunci kemajuan negara.

Ibu, Bapak dan Hadirin yang berbahagia, Hari Pendidikan Nasional ini kita rayakan karena kita termasuk di antara yang sudah merasakan dampaknya. Maka pada bulan Mei ini, di mana Hari Pendidikan Nasional terletak, ayo kita ikut bergerak, ikut terlibat dalam memperluas dampak pendidikan terhadap saudara-saudara sebangsa yang belum sepenuhnya merasakan kesempatan itu. Karena itulah pada tahun ini kita memilih tema “Nyalakan Pelita, Terangkan Citacita” sebagai tema keriaan Hari Pendidikan Nasional. Kita ingin pendidikan benarbenar berperan sebagai pelita bagi setiap anak Indonesia yang akan membuatnya bisa melihat peluang, mendorong kemajuan, menumbuhkan karakter, dan memberikan kejernihan dalam menata dan menyiapkan masa depannya.

Mari kita perluas keriaan pendidikan dan kebudayaan selama sebulan ke depan. Kita bayar balik apa yang telah kita dapatkan dari pendidikan, kita gelorakan semangat bergerak untuk pendidikan, dan kita teruskan ikhtiar bersama ini.
Kepada semua yang telah merasakan manfaat pendidikan dan di bulan pendidikan ini, sapalah para pendidik kita dulu. Tanyakan kabarnya, ucapkan terima kasih dan tunjukkan apreasiasi pada mereka, para pendidik dan pejuang pendidikan. Lalu mari sama-sama kita tetapkan bahwa ikhtiar memajukan pendidikan akan kita lanjutkan dan kembangkan.

Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Melapangkan dan Maha Meninggikan, selalu meridhai ikhtiar kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita tercinta.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, Selamat merayakan dan memeriahkan bulan pendidikan dan kebudayaan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 2 Mei 2016
Anies Baswedan, Ph.D.