Friday, March 25, 2016

BENGKAK Judulnya

Ulah serangga mirip lebah ini membuatku meradang. Orang sini menamainya TOMPO KAULU. Berawal jalan sore bersama putra bungsuku dalam gendongan. Maksud hati memanjakan mata di belakang rumah yang masih hijau.

Naas aku tersengat ketika melewati sarangnya. Tak ada pengetahuan secuil pun tentang mahkluk ini. Persangkaan ini adalat lalat besar. Ketika dia menyengat betisku,aku menjerit tersentak. Sakitnya bukan kepalang melebihi sakitnya semut BECCI-BECCI istilah lokalnya.Kuberlari sebisanya bersama si bungsu dalam gendongan. Semak belukar menghambat pelarianku dari serbuan serangga ini.

Si bungsi menangis keras kaget dibawa lari. Aku menerjang dan melompati pagar batu.Sebisanya berlari di antara gerumbulan semak belukar yang mulai layu.Tangan terus terkibas di atas kepala mencoba menghalaunya.Perasaan semakin tak karuan ketika si bungsu semakin keras dalam tangisnya. Aku semakin kencang dengan napas yang ngos-ngosan. Selamat tiba di rumah ketika serangga itu berubah pikiran dan berbalik arah. Mungkin puas telah menyerangku dari tadi.

Cek dan ricek tangan kiri si bungsu telah tersengat meninggalkan bekas tusukan merah yang mulai membengkak sampai ke siku. Membuatnya sedikit demam. Demikian pun dengan betisku menjadi besar sebelah.Untungnya petugas medis di rumah sigap dengan obat penangkalnya.

Para tetangga pun beberapa yang telah jadi korban. Membersitkan di hati untun melenyapkannya dari ibu pertiwi.Ha'ha'ha. Apalagi lokasi sarangnya dekat dengan rumah-rumah kami.Aku memutar otak sampai miring untuk mewujudkan cita-cita ini.Saran tetangga di bakar saja kalau malam.

Akhirnya saran tetangga terealisasi malam Selasa tepat hari Kemerdekaan kita. Maksud hati saya merdeka juga dari penjajahan serangga ini. Kami khawatir anak-anak kami yang kena korban berikutnya. Apalagi tepat di belakang rumah.Mestinya serangga ini donk jangan bersarang dekat pemukiman kami. Benar tidak ? .Berbekal jaket,masker,helm full face,Pisau setengah golok,lampu charger,ember dan galah penyulut api.

Dengan mengendap-endap seperti pencuri yang sedang mengintai,aku menerobos malam. Berjalan di pinggiran selokan yang airnya mengalir dari hasil pompa untuk mengairi sawah. Hanya suara mesin diesel pompa air yang sayup dan sepeda motor penonton dari lapangan perkemahan yang sesekali melintas.

Mengintai lebih dekat dan melihat serangga di keremangan lampu charger. Mengambil jerami kering dan menjulurkan galah yang sudah terbakar di ujungnya. Kertas pada ujung galah itu langsung menyambar jerami kering pada batang lontar lapuk yang telah dijadikan sarang. Api membubung dengan suara bergemeletak.

Aku berdiri penuh kemenangan.Sesekali menyiramkan air agar api tak menjalar. Apalagi angin tak terlalu bersahabat kala itu.Petaka datang. Larut dalam euforia kemenangan sesaat. Serangga ini menyusup dari bawah celana panjang yang terbuka.Suatu kecerobohan berakibat fatal. Aku mengibas-ngibaskan celana tersebut namun serangga ini membalasnya dengan sengatan. Aku terpekik untuk kesekian kalinya.

Kucengkeram di atas betis tepat di atas rasa sakit tersebut. Serangga itu pun berdebuk terkulai.Serangga lain yang belum sempat terbakar kemudian mengerubungi lampu charger tersebut. Aku berlari kesakitan dengan sebuah ide baru. Balik ke rumah mengambil lampu charger satunya. Jadilah aku manusia pembunuh berdarah dingin karena membunuh di malam yang dingin,he'he. Beberapa serangga itu aku tepuk pakai ember dan punggung pisau. Setiap yang merayap di atas lampu itu aku sikat. 5 ekor jadi korban serangga lainnya kemungkinan menyingkir karena panas.

Akhirnya aku harus impas dengan mahluk ini. Sebuah serangga yang lolos dari tepukan maut ini membuatku meradang memekik kesakitan di tengah malam buta. Pantat sebelah kiri tersengat panas menjalar membekas merah.Cengkeraman keras menohoknya dan yakin serangga ini semaput.Aku mengalah secepatnya memadamkan api ketika angin semakin kencang. Berlari dengan pincang sebab sandal ketinggalan karena takut. Melucuti jaket celana dan helm,mendapati serangga itu melengket di celana tak berdaya.Kita impas dengan dua sengatan lebam yang pagi ini mulai membengkak panas. Membuatku berjalan terasa berat dan sakit yang nyut-nyutan.

Masih penasaran,pagi itu bergegas mencari sandal yang ketinggalan tadi malam. Masih menjumpai serangga itu masih banyak yang hidup terbang berputar-putar di atas bekas sarangnya. Aku bergidik ini belum berakhir. Aku berbalik membuat perhitungan dan skenario baru demi sebuah kenyamanan. Babak baru akan di mulai. Pertarungan sengit kembali akan membuncah. Saat ini kawan aku masih berjuang belum merdeka. Ada yang mau tolong aku ....? Lanjutkan.....!!!

No comments:

Post a Comment