Saturday, March 26, 2016

KISAH DI WARUNG POJOK

Lapar alasan tepat untuk mengisi kampung tengah siang ini. Panas yang terik ditambah perut keroncong seakan mewakili isi hatiku dalam perjalanan siang ini.

Nyelonong masuk pada sebuah warung pojok di pertigaan jalan.Antri dengan pengunjung lainnya. Di sebuah sudut warung itu ada empat pasang mata sesekali mencuri pandang.  Entah apa yang membuatnya penasaran. Sesekali mata kami bertatap tampa sengaja. Aku juga mulai dihinggapi rasa penasaran membuncah,siapa mereka ?

Mencoba menggali memori,barangkali pernah kenalan di suatu tempat atau pada acara.Atau mereka adalah siswa smp dulu. Ternyata ingatan saya tak bisa mengungkap siapa mereka. Apakah karena aku sudah pelupa ?. Tidak aku bertahan pada kata hatiku bahwa mereka adalah orang asing.

Tapi ini menyisakan satu pertanyaan,kenapa mereka selalu mencuri pandang ke arahku. Apakah karena saya berjenggot ?,apakah karena saya kelihatan kere,ha.ha.ha. kalau ini memang benar. Tampang saya bukan tampan borjuis alias tidak berduit.Mungkin kelihatan tak mampu mentraktir makanan dan minuman. Ha'ha'ha.

Mereka masih duduk menunggu pesanan makanan,dan aku telah larut dalam kenikmatan nasi bersama lauknya.Tak perduli dengan lirikan para Jilboobs ini. Kenyang langsung ngacir,jangan-jangan....akh....aku berpikir seronok. Standing dan terbang. Umar bakri...umar darwis,tapi mengapa jadi guru Darwis kadir ? Tanyalah pada orang tuaku.

No comments:

Post a Comment