Friday, March 25, 2016

NEGERI KEABADIAN

Selepas senja kami pernah berbincang di kiosnya kala itu. Pak tua ini pada akhirnya berkeluh kesah dengan problematika kehidupan. Masalah akhlak dan moral manusia Indonesia tak luput dari pengamatannya.

Dia merasa jenuh dengan bangsanya yang kala itu carut marut.Umat muslim yang mayoritas masih terkotak-kotak. Terperangkap dalam persatuan semu. Dia mengibaratkan kita ini bersatu namun satunya seperti maaf  kotoran kambing. Mudah tergonjang-ganjing dengan isu-isu sentral.Mudah terprovokasi dan paling tak mengenakkan kita muslim di anggap intoleran. Padahal faktanya selalu ada asap jikalau ada apinya.

Dia kemudian menyambung ceritanya,Indonesia tidak aman jika terus berada dalam konflik berbingkai kepentingan. Para umat beragama pun akan terusik yang ujungnya pada disentegrasi bangsa.Jika demikian halnya pak tua ini berniat untuk hijrah ke suatu negeri. Negeri yang di dalamnya semua rakyatnya patuh dan berlomba-lomba dalam setiap kebaikan. Negeri yang masjidnya selalu penuh ketika tiba waktu shalat berjamaah.

Dia tercenung....tapi kemudian bertanya padaku,dimana ?. Aku mengangkat bahu.Terpikir sekilas untuk menjawabnya di negeri di Timur tengah. Tapi aku buru-buru membantahnya.Sepanjang jalan ku merenung,bisa jadi negeri impian pak tua tadi akan ditemuinya setelah kehidupan yang sebenarnya baru di mulai. Ketika kita mengenal namanya mati. Hakekat kematian sebenarnya adalah awal kehidupan kekal kita di alam baqa.Itulah negeri keabadian. Negeri yang kekal cita-cita pak tua ini.
Semoga dia khusnul khotimah. Amin.

No comments:

Post a Comment