Friday, March 25, 2016

PALU MALAEKAT

Sebuah obrolan lepas di warung kopi bersama para dedengkot petualang.Dari hal nyeleneh sampai menyerempet pada sisi kehidupan setelah mati. Cukup menarik dan unik mendengar opini mereka yang beragam. Tentunya opini mereka berlandaskan pada pengetahuan yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitar.

Yang kemudian jadi masalah ketika opini mereka kemudian tidak berlandaskan pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.Menimbulkan sanggahan ketika pendapat itu tak dapat diterima kebenarannya dengan sepenuhnya.

Tapi okelah mari kita ulas sedikit,tentunya obrolan tak menarik jika monoton saja tampa ada timbal balik. Menurut para dedengkot itu tetap meyakini adanya hari kemudian. Atau hari yaumil hisab,hari peradilan. Ok kita sepakat.Dimana perbedaannya dengan asumsi saya selama ini ?.

Saya kemudian mencoba meraba-raba dan menarik benang merahnya. Namun sangat sulit untuk menemukan titik temunya. Kenapa bisa ?.Pertama,amal kebaikan terhadap sesama menjadi faktor utama untuk menemukan surga. Menomor sekiankan shalat sebagai tiang agama dan menjadi penolong kita kelak. Shalat adalah tiang agama.Mereka lebih memfokuskan amal lain ketimbang shalat. Padahal setahu saya yang awam ini.Maaf tolong dikoreksi kalau salah. Shalat adalah hal pertama yang diperiksa kelak dihadapaNya. Shalatnya baik dan bagus maka baiklah amal yang lainnya pula.

Kedua, siksa kubur. Meyakini bahwa ketika mereka lolos di siksa kubur mereka dapat melenggang mulus.Saya mencoba memberi pertanyaan memancing,benarkah siksa kubur ada ?. Iya jawab mereka. Malah mereka menekankan peranan malaekat Munkar dan Nakir ketika menjalani pertanyaan di dalam kubur. Seseorang dapat selamat dari hantaman palu ke dua malaekat ini sekiranya dapat menjawab pertanyaan yang dicecarkan kepada si mayat.

Maka malam itu fokus kami ke palu ke dua malaekat. Namun kami sepakat dalam perbedaan ketika para dedengkot ini tetap mengutamakan amal pahala lain ketimbang mendirikan shalat sebagai modal ketika kematian telah menjemput. Kami pun tetap bersikukuh dengan paham bahwa shalat adalah syariat utama.Shalat baik maka amal lain ikut baik.Alangkah baiknya ketika shalat tertunaikan beserta dengan amal jariah lainnya. Tampa harus meninggalkan shalat.

Maka di akhir obrolan malam itu sedikit benang merah tertarik bahwa untuk bersahabat dengan palu ke dua malaekat ini,kita wajib beramal jariah. Palu kedua malaekat ini tentunya tak akan mengenal siapa dikau. Apa status dikau dan apa jabatan dikau sewaktu di dunia.Mari sekarang kita bersahabat dengan palu ini. Wallahu alam ....!

No comments:

Post a Comment