Tuesday, March 13, 2012

Pengurusan SIM secepat kilat

Sebelum adzan duhur berkumandang,saya sempatkan periksa kesehatan di dokter praktek.Tempatnya di dekat masjid yang terus mengumandangkan shalawat.Dilayani oleh bagian pendaftaran dengan baik,diiringi sebuah pertanyaan singkat,”untuk urus sim pak?”.Dengan menganggukkan kepala mengiyakan.Tak lama dia meminta KTP dan kemudian menyalin data-data seputar nama,alamat,tanggal lahir di lembaran blangko keterangan sehat.
Agak sedikit menunggu karena dokternya lagi dikamar kecil.Sembari menunggu dokternya,menyandarkan diri di kursi ruang tunggu.Tampak sebuah mobil berhenti dan menurunkan beberapa orang.Berniat berobat tampaknya.Dokter keluar dari kamar kecil dan saya kemudian dipersilahkan masuk di ruang periksa.Tekanan darah diperiksa,rangkaian hurup-hurup dengan berbagai kombinasi warna.Tes buta huruf.Kemudian disuruh berdiri dengan melihat hurup terkecil dari jarak kurang lebih 3 meter.Semuanya dapat saya sebutkan.Dianggap sehat sang dokter pun menandatangani surat keterangan sehat tersebut.
Tampa menunggu waktu saya segera meluncur ke polres tempat pengurusan SIM.Beberapa orang juga sedang menunggu selesainya SIM mereka.Dari tadi pagi rupanya mereka datang.Menuju lantai dua di ruangan pendaftaran.Diruangan ini seorang perempuan berjilbab menyambut saya,seorang PNS polri.Dengan ramah menanyakan keperluan saya.Untuk mengurus sim C untuk motor,jawabku.Dengan agak gugup dia menjawab bahwa waktu pendaftarannya sudah lewat karna sudah jam 12 lewat 10 menit dan menyarankan besok pagi saja datang.Alasannya bank BRI yang merupakan tempat pembayarannya tutup .Dengan pasrah kumenjawab kalau begitu bu sekalian minggu depan karena besok-besoknya saya tak punya waktu,lagi mengajar.Mendengar jawaban bahwa saya mengajar besok,dia kemudian dengan tergopoh-gopoh mengusahakan berkas saya agar SIM bisa jadi hari itu juga.Dengan gerak cepat menulis biodata saya sembari berguman mudah-mudahan masih bisa.Baik juga ibu PNS Polri ini batinku.Kartu KTP harus di copy dulu katanya dan menyarankan mencopy dibawah lantai satu.Agar tidak memakan waktu,dia menyarankan istri saya saja yang kebawah dan saya secepatnya ke ruangan sebelah untuk foto dan pengambilan sidik jari.Namun fotocopy dilantai satu rusak,maka dengan bantuan seorang polisi dia mencopykan di printer yg ada fasilitas copiannya.Alhamdulillah,saya dapat berfoto dan pendaftar paling akhir.Semuanya berjalan cepat dan saya dipersilahkan menunggu di ruangannya ibu berjilbab tadi.Iseng-iseng saya mengamati papan informasi yang tertempel di dinding.Mekanisme pengurusan SIM dari pendaftaran,uji teori dan praktek lengkap dengan alokasi waktunya.Termasuk biaya pengurusan SIM C tertera cuma Rp.100.000.Tak dirasa Seorang Polisi membawakan SIM yang sudah jadi dengan pesan untuk di daftarkan di ruang sebelah dengan tanda terimanya.Setelah tanda tangan di buku daftar pemohon sim hari itu,bapak Polisi ini bertanya apakah sudah dibayar biayanya.Belum pak! .Kata yang terucap kembali adalah 200.000.Ya dua ratus ribu,jumlah yang dua kali lipat dari yang tertulis di papan informasi itu.Segera saya membayarnya dan minta pamit.Pertanyaan saya,kenapa petugas tidak mengarahkan kita mengambil Sim sesuai mekanisme kerja yang ada ditempel itu,termasuk pengenaan tarif yang dua kali lipat.Ataukah imbasnya terhadap pelayanan tanpa melalui serangkain tes dan pelayanan cepat dirasa sepadan dengan biaya pengurusannya yang dua kali lipat itu.Ada yang bisa membantu dari segi aturannya.

No comments:

Post a Comment