Tuesday, March 13, 2012

Mengusik kembali kenangan naik Panther

Cukup lama juga menunggu mobil penumpang dari Soppeng menuju Makassar.Dalam penantian tersebut,mendengarkan berbagai cerita dari teman-teman yang sore itu mangkal di pos ojek.Cerita tak ada ujung pangkalnya alias gado-gado.Alhamdulilah sebelum adzan magrib bergema muncul juga mobil itu.Mobil yang hanya berisi 2 orang penumpang,seorang ibu dengan putrinya.jadilah saya seorang berbuat seenaknya di kursi kelas dua.Sopirnya yang tambun dengan santainya menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang-sedang saja.
Kenapa pada kesempatan ini saya memilih naik mobil penumpang?.Saya ingin kembali merasakan nuansa perjalanan malam tampa terusik dengan beban.Biasanya kalau ke makassar kalau tak naik motor yah pinjam mobilnya orang tua atau biasanya mobil rental.Dengan memakai motor atau mobil membutuhkan ekstra keras stamina.Penglihatan yang tajam ketika malam.Hal itu yang saya hindari selain ingin santai dan tidur-tiduran.Hal lainnya ingin membangkitkan memori tentang betapa berjasanya angkutan ini.Panther atau mobil panther yg lazimnya di kenal di Sul-Sel.Betapa ketika masih menempuh pendidikan di UNM salah satu perguruan tinggi terkenal.
Sarana angkutan inilah dari salah satu indikator keberhasilan saya menjadi PNS di Barru,kabupaten 100 km dari Makassar.Telah setia mengantar jemput dalam beberapa tahun silam.Menjadi media pengiriman barang atau kiriman dari orang tua.Termasuk biaya hidup semasa mondok di makassar.Jasanya yang langsung dan cepat sampai drumah bila dibandingkan dengan pengiriman lewat pos atau bank kala itu.Orang tua tak perlu repot lagi ke bank berkutat dengan nomor-nomor rekening.Cukup menunggu depan rumah,maka kiriman tersebut dijamin akan sampai hari itu juga.Pengalaman lain juga ketika dalam perjalanan biasanya sang sopir akan singgah makan di warung langganannya dan tentunya tak bayar alias digratiskan supaya tak berpindah ke warung lain.Ada atau tak ada penumpangnya aturannya tetap.Warung-warung yang ada menurutku pribadi tak sebagus dan selengkap menunya dibandingkan dengan warung makan yang ada mulai dari poros Surabaya sampai Bandung dan jakarta.Namun telah menjadi nostalgia tersendiri dengan kekurangannya yang juga harganya tak dibilang murah.
Mata ini dengan bebasnya kembali jelalatan menyaksikan mobil yang antre ketika Smendapati jalan yang sementara masi dicor beton.Jalan poros Makassar - pare dalam tahap proyek pembangunana jalan beton.Sedikitnya mengurangi kenyamanan berkendara.Tapi semuanya hampir rampung.
Kembali ke mobil panther ini yang sementara sedang melaju mulus di atas jalan beton yg sudah selesai.Musik disko menemani sang sopir dengan kepulan asap rokoknya.Suasana inilah yang kurindukan,musik berpadu erangan mesin diesel membelah jalanan yang temaram lampu jalan.Kejutan yang mendadak ketika sang sopir mengerem,ditambah jika disamping kita duduk seorang cewek tentunya suasananya akan lain.Perjalanan malam saya tak beruntung karena tak ada cewek tapi sudahlah yang penting anugerah selamatnya sang khalik mengantarku ke rumah saudara malam ini.Tulisan ini kudedikasikan padamx wahai sopir-sopir yang telah berjasa,bukan cuma kepada aku seorang.

No comments:

Post a Comment