Thursday, July 26, 2012

Pemburu Mantra Man Jadda wa jada dari negeri I Colliq PujiE

Sayup – sayup suara adzan subuh terdengar dan membangunkan hamba Allah ini dari “mati” yang sesaat.Bergegas bangkit dari empuknya kasur untuk menunaikan kewajiban seorang muslim.Dingin air membasuh muka tak menghilangkan semangat saya untuk bertemu dengan sang pencipta.Hal lain yang membuatku semangat adalah hari ini, Sabtu,31 Maret 2012 di adakan pelatihan blogshop kompasiana yang di sponsori oleh IB Syariah.Jarak yang cukup jauh dari lokasi pelatihan ini membuatku harus bergegas secepat mungkin. Maklum aku berdomisili di sebuah kecamatan kecil,Tanete di Kabupaten Barru.Negeri yang pernah hidup sastrawan perempuan Bugis bernama Colliq Pujie.Seorang penulis epos terpanjang di dunia I Lagaligo.Jarak tempuh untuk sampai di Makassar sekitar 3 jam perjalanan.Demo mahasiswa yang marak terjadi di Makassar akhir-akhir ini tak menyurutkan niat ini untuk bisa menimba ilmu kepenulisan dari para narasumber. Ketika semburat merah mulai tersingkap dari ufuk timur,semua perlengkapan mulai dari tas,laptop dan sepatu telah siap. Saatnya berangkat dengan terlebih dulu mencium pipi si jagoan kecil yang masih terlelap tidur.Membisikkan salam dan doa keselamatan kepadanya.Pamit pada istri tercinta dengan sebuah pesan untuk senantiasa berhati-hati di jalan.Motor Jupiter MX hitam pun siap ditunggangi menuju Makassar kota Daeng dan perburuan mantra Man Jadda Wa Jada pun dimulai,semoga tak ada aral melintang batinku.Kenapa saya memilih naik motor ?. Tak lain karena dengan berkendara roda dua akan cepat sampai,apalagi ketika acara pelatihan blogshop itu dimajukan pukul 9 dari agenda awal pukul 10 wita. Perjalanan pun lancar,sampai di Daya seorang teman yang hendak ikut pelatihan ini menelpon menanyakan keberadaan. Kurang lebih 30 menit motor pun menyapa gedung Bank Indonesia yang cukup megah ini.Menuju lokasi acara yang terletak di lantai 4 dengan bantuan seorang satpam menganjurkan untuk naik lift saja.Ketika pintu lift terbuka di lantai 4 pandangan saya langsun tertuju pada teman yang telah menunggu saya dari tadi.Tak menunggu lama kami pun registrasi dan membubuhkan sebuah tanda tangan pada standing banner bertuliskan Kompasiana dan IB Syariah.Sebuah tas kecil berlogo dan bertuliskan kompas.com berpindah tangan kepada kami. Tampaknya kami termasuk peserta paling awal karena baru beberapa meja yang terisi saat itu.Kami pun memilih meja paling belakang dan mencoba mencari colokan listrik yang bisa dipakai pada saat baterai laptop nanti lowbat,namun jaraknya cukup jauh apa boleh buat ya harus pasrah saja dulu.Saya kemudian mengedarkan pandangan ke setiap sudut-sudut ruangan lantai 4 ini.Beberapa lampu tampak menghiasi plafon dan di dindingnya terdapat gambar yang di ukir berbentuk seorang nelayan melemparkan jalanya.Atap-atap plafon bercorak dan bermotif ukiran dari tanah Toraja.Di pinggir kiri kanan terdapat miniatur perahu khas orang Sul-Sel yakni phinisi berwarna hijau dan hitam.Tampak di depan gambar menara icon film N5M dari sebuah LCD yang di pasang di depannya.Dua buah kursi kayu meubel khusus untuk pemateri telah terpasang juga di depan. Tak lama kemudian para peserta mulai berdatangan sampai kursi-kursi yang tadi kosong melompong mulai terisi dengan pantat dari dua jenis kelamin berbeda.Seorang pria dengan perawakan agak kurus,mungkin karena tinggi jadi kelihatan kurus memakai baju kaos coklat muda paduan putih dengan motif bergaris-garis horizontal sibuk mengabadikan suasana ini dengan sebuah kamera digital.Yang akhirnya pria ini kemudian saya ketahui namanya ketika dia mulai membawakan materi pertama “BUKAN TULISAN APA ADANYA”.Pria itu adalah mas Iskandar atau di kompasiana bisa disebut mas Isjet.Saya biasa mendengar dan membaca namanya di kompasianan namun baru kali ini bisa melihat fisiknya secara lansung. Pukul 9.15 acara pun dimulai dari seorang MC pria berkacamata dengan logat Makassarnya menyapa peserta.Cukup berbasa-basi maka Mas Iskandar sebagai pemateri pertama pun dipersilahkan untuk membawakan “bukan tulisan apa adanya”.Materi yang dibawakan seputar memilih ide yang tepat dan sepadan untuk dituliskan.Pemilihan materi tulisan pun bukan asal-asalan.Paling penting materi itu paling dikuasai,paling pertama tahu dan tentunya punya kemasan baru.Menurutnya dalam menulis perlu ada kreativitas dan pencarian ide dalam menulis itu tersebar dari berbagai literatur yang ada mulai dari membaca,nonton serta pengalaman pribadi tentunya. Tak kalah pentingnya dalam setiap tulisan kita perlu ada keterangan yang bisa mempengaruhi audience. Semisal gambar maupun tayangan video.Dalam tulisan yang menyisipkan sebuah gambar memberikan arti bahwa gambar tersebut mempunyai beribu kata dengan kata lain gambar berbicara beribu kata.Cukup jelas pemaparan mas Isjet apalagi disertai dengan contoh-contoh tulisan. Ada hal yang menurutku lucu,semoga mas Isjet tidak marah jikalau membacanya ketika mas Isjet salah menyebutkan tentang coto Makassar.Dari lafal khilafnya saat itu mas Isjet mengatakan coto Masakkar.Tak ayal senyum pun mengembang di bibir penulis.Hampir-hampi penulis teriak bahwa di Makassar pernah ada pemberontakan Kahar Musakkar di masa lalu. Kini giliran Kang Pepih Nugraha,seorang pria Jawa Barat makanya di panggil kang.Materi yang dibawakannya mengenai prinsip menulis.Rupanya kang Pepih ini cukup familiar dengan kota Makassar.Menurutnya beliau sering ke Makassar dan mengenal banyak adat tentang Suku Bugis Makassar mulai dari bahasa sampai kepada jenis lagu-lagu daerah. Jangan ditanya lagi tentang para penyanyi lagu daerahnya Sul-Sel,mulai dari Iwan Tompo sampai kepada Anci Laricci dan Dian Ekawati.Sangat luas juga pengetahuannya tentang Makassar,sampai pada adat silariang dan alat musik sinrilik serta uang panai pun dia ketahui dan paparkan.Hasilnya banyak peserta mengaku kalah akan pengetahuan luasnya kang Pepih ini.Menurutnya tulisan itu bersumber dari suara hati dan suara hati itu pun bisa tercermin dari setiap tulisan yang dihasilkan.Out put tulisan itu bisa berbentuk cerita lucu,misterius,dan horor .Cukup singkat pemaparan beliau namun terasa cukup menyegarkan di saat kami peserta ini butuh siraman semangat untuk berkarya. Syukur kalau bisa seperti Ahmad Fuadi.Amin. Session berikutnya adalah tanya jawab untuk peserta dengan hadiah tiket untuk nonton film Negeri 5 Menara.Para peserta pun berlomba-lomba mengacungkan tangan,namun yang paling beruntunglah hari itu mendapatkan tiketnya.Penulis termasuk orang yang tak beruntung hari itu. Tak terasa susana riuh di dalam ruangan harus berakhir,tepat pukul 12 siang wita tiba waktunya rehat sejenak menikmati menu santapan nasi kotak dari penyelenggara yang tak lain dari IB Syariah/BI dan kompas yang sangat memuaskan.Puas menikmati santapan siang ini ,bergegas bersama teman untuk melaksanakan kewajiban siang ini,sholat duhur.Dari info seorang teman,lokasi mushalla berada di lantai dua.Kami pun menuruni anak tangga menuju lantai dua.Ternyata sudah banyak orang yang antri berwudhu.Ketika melewati sebuah ruangan tertutup,iseng saya membuka pintunya tak disangka di dalam ruangan itu ada seorang perempuan berjilbab.Entah panitia atau peserta. Kontan saja perempuan tersebut kaget dan keluar.Kami pun bertanya tentang keberadaan tempat shalat lain selain mushalla ini. Jawabnya ada di lantai empat ruang belakangnya tempat pelatihan kemudian belok kiri. Mengucapkan terima kasih menaiki lantai empat terus kebelakang belok kiri namun harus kecewa. Benar ada mushalla tapi pintu yang menghubungkan ruangan itu terkunci.Apa boleh buat mencari alternatif dengan naik ke lantai lima dengan harapan ada jalanan turun yang menghubungkan mushalla itu.Di lantai lima ini tampak pemandangan kota Makassar terlihat jelas dari atas,terutama monumen Mandala dan aneka gedung lainnya.Sejenak mengabadikan moment ini dengan kamera hp.Jalan tembus yang kami cari ke mushalla tak ada.Mau tak mau harus turun kembali . Di lantai empat melewati sebuah toilet,kami memutuskan untuk mengambil air wudhu saja dan nantinya mencari tempat yang bersih untuk sholat.Kebetulan ada ruangan yang kelihatannya jarang terpakai dan tampak bersih dilihat dari lantainya yang masih berkilat.Di dalamnya berbagai aneka jenis alat musik mulai dari drum band sampai pada tetek bengek musik lainnya.Tak lama kemudian beberapa perempuan berjilbab juga rupanya mencari tempat shalat,Maka jadilah ditempat ini kami sholat berjamaah pula. Kembali ke ruangan pelatihan dengan suasana damai.Tampaknya kursi mulai terisi kembali dan meja-meja tampak sesak dengan kotak tempat snack dan makan siang tadi.Sembari menunggu mas Ahmad fuadi yang belum menampakkan batang hidungnya.Saya mencoba untuk online namun jaringan hot spot mengalami gangguan.Jadinya cuma lihat-lihat foto saja. Suara MC itu kembali terdengar dan acara segera di mulai,berarti Ahmad Fuadi sudah datang batin saya. Dugaan saya benar,tak lama kemudian Ahmad fuadi dengan kaca matanya pun menyapa kami.Setelan baju kotak-kotak hijaunya menampakkan kalau dia adalah orang sederhana,walaupun dia telah melanglang buana ke berbagai negara yang banyak menaranya.Kuliah magister di luar negeri berkat kepiawaiannya dalam menulis.Oh iya Ahmad fuadi inilah sosok yang menulis novel pembangun jiwa berjudul Negeri 5 menara dan Ranah 3 warna dan kemudian di presentasikan dalam bentuk audio visual/film.Semangat Man Jadda Wa jadanya telah membuat film ini begitu booming dan spektakuler di tanah air.Memulai sekolah dari pesantren Gontor membuatnya terinspirasi membuat novel N5M ini. Sejarah kepenulisannya sebenarnya bermula ketika dia mulai kuliah di bandung. Sebagai anak yang tak beruntung memiliki ayah yang berumur panjang,semangat belajar di rantau membuatnya harus pintar memanejemen keuangannya.Tanah Minang kala itu terasa jauh tak mudah untuk meminta bantuan finansial kapan saja dari amaknya,sebutan khas orang Minangkabau kepada ibu. Jalan yang ditempuhnya saat itu adalah menulis di surat kabar dan mendapatkan honor,setiap minggu itu dilakukannya guna menyambung hidupnya. Berawal dari itu semua dia kemudian terjun ke dunia jurnalis. Materi yang dibawakannya adalah menulis inspirasi dari dunia nyata.Point yang ingin di tekankan sebenarnya ada pada why,what,when dan how.Materi lainnya adalah teknis membuat novel atau tulisan kategori panjang.Dalam sesi ini juga Anwar fuadi memutarkan slide-slide mulai dari foto masa kecilnya,sekolah di pesantren sampai ke luar negeri dengan musiknya menggugah semangat untuk dapat mengikuti jejak kepenulisannya. Pesan singkatnya adalah ketika menulis luruskanlah niat dan Insya Allah hasil tulisan kita pastinya sesuai dengan harapan kita juga.Pemutaran trailer N5Menara juga sontak mendapatkan aplaus dari peserta.Acara tanya jawab pun berlanjut dan tak tanggung-tanggung ada lagi hadiahnya.Seorang penanya dari Ambon menurutku sangat berkesan ketika dia menyatakan tengah berbahagia karena hari ini istrinya melahirkan. Niatnya nama yang hendak diberikan buat anak laki-lakinya itu adalah Ahmad Fuadi jika istrinya tak keberatan.Hal lain yang menurutnya urgen bagaimana ketika kompasiana lebih meningkatkan lagi model pelatihannya dengan sasaran kepada para mahasiswa dan guru-guru yang kesulitan naik pangkat.Harapan terakhirnya semoga mas Isjet dan kang Pepih ini dapat terlecut semangatnya untuk dapat mengikuti Ahmad fuadi dalam menciptakan sebuah buku dan Makassar sebagai kota besar bisa menghasilkan Andrea hirata dan Ahmad fuadi yang lain.Cukup menambah spirit baru ketika perwakilan dari bank Indonesia IB syariah berperawakan sedikit gempal memberikan penekanan atas terselenggaranya kegiatan ini dan tentunya berharap bahwa semoga muncul penulis baru dari tanah Makassar semisalnya nanti daeng Sangkala.Siapa itu daeng Sangkala tak perlula orang luar Sul-Sel tahu,menurutnya. Hari ini aku tak seberuntung teman lain tak ada hadiah yang saya dapatkan,mulai dari tanya jawab,games,dan live twitter.Namun cukup puas dengan aksesoris peserta terutama baju kaos yang ada logo IB Syariah dan tentunya kompasiana.Tak ingin acara ini berlalu tanpa ada kesan mendalam,para peserta pun foto bersama dengan semua pemateri blogshop ini.Ahmad fuadi yang harus kerepotan menghadap para penggemarnya,dari foto bersama sampai untuk tanda tangan di novel N5M ini. Di kursi belakang pantat ini masih terpaku memperhatikan ulah teman peserta lain yang asyik berfoto namun otak saya mulai menerawang.Mencoba mereka-reka di abad 19 lalu.Membayangkan perempuan Bugis dari Pancana Toa,Tanete Barru, I Colliq Pujie dengan keperkasaannya mampu mengedit dan menyalin suatu epos terpanjang di dunia I Lagaligo.Berkat kepiawaiannya itulah karya sastra tersebut bisa dikenal sampai negeri Belanda.Salinan naskah tersebut dibawa ke Belanda berkat permintaan seorang belanda B.F. Matthes dan sampai sekarang epos I Lagaligo itu telah pulang kampung dengan di pentaskannya tahun lalu di benteng Fort Rotterdam.Semangat dan keberhasilan dari I Colliq Pujie itulah yang ingin saya impelementasikan dari pelatihan Blogshop ini. Serangkaian acara ini telah tuntas,kami pun berpisah,saya harus kembali ke Barru sore ini.Di awal dengan perasaan was-was terjadi hujan dan demonstrasi lagi walaupun kenyataannya BBM di tunda kenaikannya.Benar terjadi kemacetan menurut info dari pengguna jalan lain terjadi demo di seputaran kampus UIM dan Unhas.Tak berlangsung lama berkat negoisasi aparat, jalan pun dibuka dan akses jalan kembali lancar. Satu hal yang membuatku kesal ulah sopir pete-pete yang tega menyerempet motor saya.Namun saya maafkan maklum kondisi jalan yang lagi macet.Barangkali tidak sengaja.Dari rangkaian peristiwa di hari Sabtu ini memberikan pelajaran bermakna dalam hidup saya bahwa ilmu harus dicari seperti hadist nabi Muhammad SAW “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” dan kata penyemangat lain adalah Man Jadda Wa Jada dan spiritnya I Colliq Pujie,dan ini harus menjadi cambuk dalam menulis di masa depan.Hal yang tak berkenan di hari itu adalah bumbu dari proses menuju keberhasilan.Akhir kata perburuan mantra MAN JADDA WA JADA pun berakhir dengan hasil bulir-bulir ilmu yang siap merekah. Tanete,

No comments:

Post a Comment