Saturday, April 30, 2016

Ringkik kuda

Celotehan panjang si jenggot seakan tak ada habisnya. Capek dengan perjalanan panjang harus pula terlambat jamuan siang. Entah mengapa ini terjadi,batin si jenggot. Perut keroncongan minta isi,telah lewat jadwal makan siang,namun tawaran untuk itu belum menghampiri.

Jenuh dengan ketakpastian jadilah si jenggot uring-uringan menahan kesal. Mestinya akad nikah pukul 14.00 jadinya molor  pukul 15.00.Bayangkan sampai lokasi mempelai perempuan pukul. 11.30.Berapa jam si kampung tengah menahan derita ?. Menengok kiri kanan tak ada warung. Apeslah kita kali ini.

Tak ada alasan jelas penyebab ini,mungkin kurang komunikasi antara dua pihak keluarga besar. Yang pasti nantinya menu santapan adalah kuda. Itu adalah tradisi kabupaten ini.Jadi masalah kalau kudanya masih di angan-angan. Sedangkan suara perut beberapa kali berbunyi sepertinya mirip ringkikan kuda.Entah karena jenuh dan lapar segalanya menyerempet tentang makanan.

Ringkikan kuda terbawa-bawa dalam candaan kolong rumah warga. Semua penumpang 10 mobil tumpah ruah menghindari gerah sembari menahan lapar.Sedikit terobati ketika setoples kue kering langsung tandas ketika disodorkan. Sekedar pengganjal perut.

Akhirnya tiba pun masanya,kami diterima keluarga mempelai. Tampa berlama-lama setelah disilahkan semuanya pun berkerumun dekat meja makan. Ada yang antri ada pun menyerobot.Pengaruh lapar kali,he'he'he.Kuda jadi menu favorit,licin tandas. Penumpang pengantar mempelai pria kekenyangan. Tak ada lagi uring-uringan yang timbul malah nyengir kuda dimana-mana. Takutnya sampai di rumah tak sadar meringkik. Cukuplah nyengir ala kuda,pengingat memori di tanah Mangkau'E.

No comments:

Post a Comment