Mendaki Coppo Tille untuk yang kesekian kalinya seakan tak ada kata
bosannya. Gunung dengan lembah yang dipenuhi dengan hamparan rumput tebal
dengan panorama alamnya seakan-akan selalu memanggil bagi yang bernaluri
pencinta alam.Gunung ini merupakan gunung tertinggi yang ada di Kabupaten
Barru.Coppo dalam bahasa Bugis berarti Puncak dan Tille adalah sebuah nama
kampung yang berada dilembahnya.Berada pada ketinggian kurang lebih 843 meter
dari permukaan laut.Terletak di perbatasan Kecamatan Tanete Riaja dengan
kecamatan Pujananting.Medan yang harus ditempuh untuk sampai ke puncak ini terbilang
menanjak.Rute untuk sampai ke puncak bisa melewati via kampung Lappa dare atau kampung
Tille di sebelah selatan sisi gunung Coppo Tille. Namun kebanyakan pendaki
biasanya untuk mendaki melalui jalur kampung Lappadare ini dan untuk pulangnya
melewati jalur kampung Tille.Para pendaki yang ingin mencoba pengalaman lain
ketika selesai menaklukkan gunung ini bisa meneruskan perjalanan ke Wae Lato.
Sebuah destinasi air terjun yang berada pada bibir bukit dan persawahan.
Untuk perjalanan pendakian yang
dimulai dari Lappa dare melalui kebun penduduk yang berada disebelah timur.Area
ini langsung menanjak namun jalan setapak yang berkelok-kelok sedikit
memudahkan pendaki.Kiri kanan jalan setapak ini ditumbuhi aneka pepohonan yang
lazim dijumpai di daerah beriklim tropis.Selepas rute jalan setapak ini akan
dijumpai persawahan penduduk yang bertingkat-tingkat.Untuk sampai ke areal
persawahan ini sangat menanjak cukup membuat para pendaki kecapean dan
memutuskan istirahat sejenak sebelum pendakian yang sebenarnya.Disini akan
dijumpai mata air berupa sungai-sungai kecil yang berbatu yang tampaknya mulai
mengering pengaruh panas di bulan Mei,kenyataan beberapa minggu ini hujan sudah
tak turun lagi.Dipastikan untuk bulan ke depannya akan mengering dengan
sendirinya.Untuk perjalanan sampai ke lembah Coppo tille dari tempat ini
membutuhkan waktu tempuh sekitar 40 menit.Medannya agak sulit karena jalan yang
dilalui merupakan hutan dan semak belukar yang terus mendaki.Tak akan ditemukan
lagi daerah yang datar sebelum sampai di lembah.Kondisi jalan setapak yang
lembab pengaruh lebatnya pepohonan dan semak belukar sering membuat
terpeleset.Pendakian yang sangat menanjak ini membuat kami sering mengandalkan
pada akar-akar pohon dan sulur sebagai pegangan. Harus beberapa kali singgah
istirahat dengan napas ngos-ngosan sembari menenggak beberapa teguk air
pengganti keringat yang telah membasahi sekujur tubuh.Untuk menghemat tenaga
kami mengambil tongkat dari batang pohon yang ada di sekitar sebagai
penopang.Perjalanan dipercepat demi mendapatkan moment sunseat di puncak 3
sebuah puncak gunung yang berimpitan dengan Coppo Tille.
( Lembah Coppo Tille )
( Puncak )
Malam harinya kami pun beranjak
menuju puncak 3 untuk menikmati hawa malam dan pemandangan daerah Tanete Riaja
sampai ke kota Barru.Nun jauh disana kerlap-kerlip lampu rumah penduduk dan
lampu bagang dan kapal para nelayan di laut pesisir Barru dan Pangkep.Berbekal
kopi kental dan bertemankan kabut sesekali angin berhembus dengan
kencangnya.Asyik mengutak atik handphone dengan sinyal operator seluler yang
Full.Cuaca di gunung yang kerap berubah-ubah membuat kami harus beranjak ketika
bintang-bintang mulai menghilang alamat akan turun hujan.Perkiraan kami pun
terbukti ketika malam itu turun hujan cukup lebat.HUjan itu pun yang menyudahi
cerita teman-teman yang lagi asyik menghamparkan terpal di samping tenda.Dan
cerita malam itu pun berakhir dengan dengkur ditengah hujan berimpit empat
dalam satu tenda.
Esoknya perjalanan pun kembali
dilanjutkan menuju Wae Lato setelah menyempatkan foto-foto di puncak.Rute yang
ditempuh melalui sisi gunung puncak 3 sebelah utara.Penurunan disini tidak
mudah karena semak belukar yang masih lebat akibat jarang dilalui selain
pendaki dan harus melewati bibir jurang.Tak ayal tas kerel pun sering
tersangkut.Harus ekstra hati-hati jika melewati rute ini,dibutuhkan konsentrasi
ketika berjalan pada bibir jurang.Setelah melewati jalur ini kita akan
menjumpai padang rumput yang cukup luas.Oleh penduduk dijadikan lokasi
pemeliharaan sapi lepas.Akan kita temui sungai-sungai keci yang kemudian oleh
penduduk dibuatkan penampungan.Beberapa pipa besi panjang terbentang dari
sumber mata air yang sampai kepada perumahan penduduk.
Perubahan cuaca siang itu begitu
drastis,tampak langit menghitam maka sasaran ke wae Lato terpaksa harus
dibatalkan dan memutuskan langsung pulang dengan jalur Kampung Tille.Semak belukar
dan pepohonan rimbun membuat teman yang pernah kesini lupa untuk jalur yang
paling dekat.Keputusan pun di ambil daripada harus tersesat dan hujan yang tak
lama lagi akan turun untuk mengikuti jalur pipa besi yang terpasang
itu.Pastinya pipa besi ini akan sampai ke kampung. Ternya hal ini menimbulkan
kesulitan baru karena kami harus merangkak dan menunduk dibawah pepohonan dan
belukar yang mulai lebat.Tak jarang kami harus merintis jalan baru dengan
menerabas menggunakan golok.Cukup lama dengan perjuangan ini,jalur yang
semestinya telah di dapat.Jalan setapak itu telah menambah semangat kami ketika
gerimis mulai turun.Tinggal penurunan terus untuk sampai di kampung Tille dan
ketika kaki menginjakkan jalan desa tersebut hujan deras pun mengguyur kami.
( Lappa Launa nun disana )
No comments:
Post a Comment